Tak Ada Olimpiade London, PON Surakarta Pun Jadi
ERA.id - Hari Olahraga Nasional setiap 9 September diperingati untuk mengenang penyelenggaraan Pekan Olah Raga ke-1 di Surakarta yang dilaksanakan pada 9-11 September 1948. Gelaran olahraga ini waktu itu diselenggarakan karena atlet Indonesia gagal berlaga di kancah internasional.
Memasuki tahun 1948, atlet Indonesia sedang bersiap-siap mengikuti Olimpiade Musim Panas XIV di London, Inggris. Persiapan ini dilaksanakan oleh Persatuan Olah Raga Republik Indonesia (PORI) dibantu Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI), dua organisasi yang kemudian menjadi cikal bakal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Sayangnya, atlet Indonesia urung pergi ke London karena Internatinoal Olympic Committee (IOC) belum mengakui keanggotaan PORI dalam struktur kelembagaan mereka. Lagipula, pada tahun 1948, kedaulatan Indonesia masih belum sepenuhnya diperoleh, sehingga paspor delegasi Indonesia pun belum diakui pemerintah Inggris.
Kala itu, delegasi Indonesia bisa diterima oleh imigrasi Inggris bila menggunakan paspor Belanda.
"Keharusan menggunakan paspor Belanda direkayasa oleh Belanda untuk menunjukkan kepada dunia bahwa yang berdaulat di Indonesia adalah Belanda," kata Maulwi Saelan, komandan Tentara Pelajar Seberang, yang pada 1948 turut menjadi saksi mata digelarnya PON di Surakarta.
Kegagalan Indonesia pergi ke London tak pelak mendorong PORI untuk menyelenggarakan rapat darurat pada 2-3 Mei 1948, yang memutuskan bahwa sebagai gantinya akan digelar Pekan Olahraga Nasional (PON).
PON 1 diikuti 600 atlet dari 13 daerah yang semuanya masih berada di Pulau Jawa. Sementara itu, cabang olahraga yang dilombakan adalah atletik, bola keranjang (korfball), bulutangkis, tenis, renang, panahan, sepakbola, bolabasket, dan pencak.
Gelaran PON ke-1 di Surakarta dibuka langsung oleh Presiden Soekarno pada 9 September 1948, dan acara ini diselenggarakan tiap empat tahun sekali. Pada saatnya, di jaman Orde Baru atau tepatnya pada 9 September 1983, Presiden Soeharto menetapkan tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional.
Berdasar sejarah penyelenggaraan PON I di Surakarta yang merupakan ekspresi penerobosan atas blokade politik Belanda, terlihat eratnya kelindan antara olahraga dengan eksistensi Indonesia.
"PON membuktikan bahwa olahraga kita mampu berbicara, bersikap, patriotik, dan ikut menjalankan peran strategis dalam revolusi kemerdekaan," kata Maulwi, seperti dilansir Historia.