PDIP Masih Silent soal Capres-Cawapres
"Beliau berdiri untuk membawa semangat kebersamaan bagi bangsa ini sehingga kami memberi dukungan untuk Pak Jokowi hadir di dalam acara parpol," ujar Sekjen Partai PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di sela-sela Rakernas III PDIP di Bali, Jumat (23/2/2018).
Komunikasi dan konsolidasi juga terus dilakukan, tidak hanya dengan partai lama, namun juga partai yang baru lolos verifikasi KPU, PSI dan Perindo, meski dua partai tersebut belum bisa ikut mencalonkan presiden pada Pemilu 2019. Hasto menuturkan, sosok calon pendamping Jokowi harus berani menjaga martabat dan kehormatan bangsa.
"Mana yang punya kemampuan memiliki keberanian dalam membangun martabat dan kehormatan bangsa melalui jalan terjal dan sulit tapi penuh keyakinan sebagai seorang pemimpin, itu yang nanti kami akan cari," kata Hasto.
Meski begitu, Hasto mengaku tak ada kriteria spesifik sebagai pendamping Jokowi meski bulan Agustus, waktu pendaftaran capres dan cawapres makin dekat.
Belakangan, nama Menteri Ekonomi, Sri Mulyani dikaitkan dengan Jokowi. Menurut survei yang dirilis Median, elektabilitas Jokowi sejatinya mengalami penurunan.
Aspek ekonomi disebut-sebut sebagai penyebabnya. Buntutnya, nama Sri Mulyani disebut-sebut sangat berpeluang masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) pendamping Jokowi.
Sri Mulyani yang baru saja diganjar dengan penghargaan Best Minister in the World Award di World Government Summit di Dubai Uni Emirat Arab ini disebut-sebut mampu mengisi kelemahan Jokowi di sektor ekonomi.