Apa Itu Silent Majority dan Dipopulerkan oleh Siapa?
ERA.id - Berdasarkan hasil sementara quick count Pilpres 2024, pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil unggul. Lantas apa itu silent majority?
Menariknya, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyampaikan pesan yang merujuk pada istilah "silent majority."
Kemenangan pasangan tersebut membawa perhatian pada konsep silent majority yang mungkin memiliki peran besar dalam dukungan masyarakat, meskipun tidak secara terbuka termanifestasikan.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan silent majority dan potensinya dalam dinamika politik Pilpres 2024.
Apa Itu Silent Majority?
Berdasarkan definisi dari Cambridge Dictionary, istilah "silent majority" merujuk kepada sejumlah besar orang yang belum menyatakan pendapat mereka tentang suatu hal.
Sementara menurut Collins Dictionary, istilah ini mengacu pada masyarakat atau kelompok tertentu di mana mayoritas dari mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan yang umumnya terdengar di masyarakat.
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa "silent majority" adalah mayoritas atau sekelompok orang yang memilih untuk tidak menyuarakan pendapat mereka secara terbuka.
Meski begitu, orang atau sekelompok yang memilih menjadi silent majority memiliki pandangan atau sikap yang serupa. Perbedaannya, silent majority tidak mengekspresikan pandangan atau sikapnya secara aktif atau terbuka.
Apakah Silent Majority Mendukung Salah Satu Posisi?
Meskipun demikian, silent majority dianggap sebagai kekuatan mayoritas yang mendukung suatu posisi atau pandangan. Istilah ini sering digunakan dalam konteks politik untuk merujuk pada massa yang tidak terwakili secara aktif dalam media atau arena politik.
Dari sudut pandang Merriam-Webster, istilah "Silent Majority" dijelaskan sebagai bagian besar dari populasi suatu negara yang terdiri dari orang-orang yang tidak aktif terlibat dalam urusan politik.
Mereka yang termasuk dalam silent majority umumnya enggan menyuarakan pandangan politiknya, terutama di depan umum. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika setelah pencoblosan Pemilu 2024, istilah ini mulai ramai digunakan.
Silent Majority Dipopulerkan oleh Nixon
Dilansir dari laman History, pada tahun 60-an, Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon tampil di televisi dan radio untuk mengajak solidaritas nasional dalam upaya Perang Vietnam.
Kemudian Nixon juga mengumpulkan dukungan untuk kebijakannya yang berisi ajakannya untuk mendapatkan dukungan merupakan upaya untuk meredam kekuatan baru dari gerakan anti perang.
Nixon berjanji bahwa Amerika Serikat "akan mempertahankan komitmen kami di Vietnam," dan mengatakan pasukan AS akan terus berjuang hingga komunis setuju untuk perdamaian yang adil dan terhormat, atau hingga Vietnam Selatan mampu membela diri mereka sendiri.
Selain itu, Nixon mengatakan bahwa sudah menarik 60.000 tentara AS dan akan melakukan pengurangan sesuai dengan situasi yang memungkinkan. Dia juga melaporkan kemajuan dalam upaya "Vietnamisasi" untuk meningkatkan kemampuan tempur angkatan bersenjata Vietnam Selatan.
Setelah memberikan perspektif tentang situasi Amerika di Perang Vietnam, Nixon kemudian memohon kepada rakyat Amerika dengan memanggil silent majority untuk mendukungnya.
Sebuah survei Gallup yang dilakukan setelah pidato presiden menunjukkan bahwa 77 persen mendukung kebijakan Nixon di Vietnam. Reaksi Kongres terhadap pidato presiden juga sangat mendukung.
Meskipun Senator J. William Fulbright (D-Arkansas), para anggota kongres, dan senator yang menentang perang mempertanyakan ketulusan presiden, lebih dari 300 anggota kongres dan 40 senator mendukung upaya presiden untuk mencapai perdamaian dan mengakhiri perang dengan terhormat.
Kemudian istilah "mayoritas diam"—yang merujuk pada pemilih Konservatif yang tidak berpartisipasi dalam diskusi publik—kemudian muncul kembali dalam kampanye politik Ronald Reagan dan Donald Trump.
Selain apa itu silent majority, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…