Cara Indonesia Selamat dari Jurang Resesi: Selesaikan Pandemi COVID-19
ERA.id - Pemerintah mengakui negeri ini sedang bersiap-siap terperosok ke jurang resesi. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Prof. Arief Anshori Yusuf, PhD memberi saran kepada pemerintah. Hal utama pemulihan ekonomi Indonesia dari jurang resesi adalah menyelesaikan pandemi terlebih dahulu. Karena resesi yang terjadi di Indonesia penyebabnya adalah pandemi COVID-19.
"Tidak akan terjadi resesi kalau COVID-nya tertangani,” ujar Prof. Arief dalam diskusi “Memahami Resesi dan Ketatanegaraan” yang digelar secara virtual oleh Senat Akademik Universitas Padjadjaran. Pernyataan Prof. Arief ini kami lansir dari laman resmi Unpad.
Dalam menangani COVID-19, pemerintah sangat bergantung pada hasil efektivitas dari uji klinis fase III vaksin COVID-19 yang dilakukan oleh tim dari Unpad. Sebab, vaksin menjadi salah satu upaya untuk menangani kasus COVID-19 di Indonesia.
"Apa yang dilakukan Prof, Kusnandi Rusmil (ketua tim riset uji klinis vaksin COVID-19 Unpad) penting banget untuk ekonomi Indonesia. Pemerintah seolah-olah mengandalkan itu sekali,” kata Prof. Arief.
Lebih jauh Guru Besar yang menjabat sebagai Ketua Dewan Profesor Unpad ini menjelaskan, pelonggaran kembali mobilitas masyarakat pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) bak pisau bermata dua.
Ini jadi langkah pemerintah dalam meningkatkan kembali geliat ekonomi. Tapi pelonggaran mobilitas masyarakat akan memicu klaster baru apabila tidak diimbangi dengan ketegasan dalam memberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Peningkatan kasus akan berdampak pada kembali melemahnya pertumbuhan ekonomi.
"Jika PSBB lagi, ekonomi drop lagi,” kata Prof. Arief.
Selain mengoptimalkan penanganan pandemi, Prof. Arief juga merekomendasikan untuk mengoptimalkan stimulus ekonomi dengan fokus ke perlindungan sosial. Banyak kajian yang menyatakan, batuan sosial yang diberikan pemerintah selama pandemi dinilai lebih efektif menstimulus ekonomi.
"Jadi, orang akan banyak berbelanja, karena kebutuhan," imbuhnya.
Prof. Arief juga menekankan, pemerintah diharapkan menjadikan krisis ini sebagai kesempatan untuk menambah kecepatan adopsi teknologi serta belajar mencatat beragam kelemahan sistem proteksi sosial yang selama ini berjalan.