Lawan Kotak Kosong, Bupati Soppeng Belajar dari Pilkada Makassar
ERA.id - Kaswadi Razak yang menjadi petahana di Pilkada Soppeng 2020, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, bercerita banyak soal fenomena kotak kosong serta Pilkada Makassar 2018 lalu.
Di pilkada kali ini, Bupati Soppeng tersebut mengaku enggan menganggap remeh perlawanan kotak kosong itu. Alasannya, sudah ada sejarah yang tampak bahwa kotak kosong juga bisa menang, seperti dalam Pilkada Makassar yang lalu.
Dalam Pilkada Makassar 2018 silam, KPU menetapkan kolom kosong sebagai pemenang dengan perolehan suara 53,23 persen. Kejadian inilah yang cukup memberi tamparan keras bagi Munafri Arifuddin (Appi), yang notabene menantu pengusaha besar Sulsel, Aksa Mahmud.
Menyadari hal itu, Kaswadi yang kini berpasangan dengan Lutfi Halide ini dalam Pilbup Soppeng 2020, mengaku kalau kotak kosong bagaikan lawan politik yang patut diperhitungkan.
"Saya tidak bisa anggap remeh dengan kotak kosong karena bukan berarti kotak kosong tidak ada massa pendukungnya. Bisa saja yang kontra atau rival politik dengan saya selama ini, bisa jadi ikut berkampanye untuk kotak kosong," Kata Kaswadi saat ditemui era.id di Soppeng, beberapa waktu lalu.
Selain di Soppeng, fenomena petahana melawan kotak kosong juga akan berlangsung di Pilkada Gowa nanti di mana Adnan Purichta IYL-Abd Rauf Malaganni Karaeng Kio (Adnan-Kio) juga maju tanpa lawan.
Lebih jauh, Kaswadi mengungkapkan bahwa gabungan koalisi partai yang mengusung pasangan Andi Kaswadi Razak-Luthfi Halide sebagai calon tunggal kini sedang berhati-hati.
"Saya tetap fokus dengan seluruh tim baik dari tim saya pribadi maupun dukungan partai politik. Kita lihat saja Pilkada Makassar yang lalu kalau kotak kosong juga ada pendukungnya." Tukasnya.
Diketahui partai pendukung Andi Kaswadi Rasak-Luthfi Halide terdiri dari partai Golkar dengan 12 kursi. Disusul oleh PDIP dengan jumlah 5 kursi. Sementara dukungan dari partai lainnya berasal dari partai Nasdem dengan 5 kursi, Gerindra 3 kursi, PPP dan PKB masing-masing 1 kursi.
Partai Demokrat sendiri sebelumnya dikabarkan belum memberikan rekomendasi untuk mendukung petahana. Tetapi pada akhirnya partai berlambang mercy ini turut bergabung dengan partai koalisi.