Belum Ada Vaksin Norovirus, Cuci Tangan Pakai Sabun Saja Sudah Cukup

ERA.id - Infeksi norovirus, yang gejalanya berupa diare, muntah, nyeri perut hingga demam, saat ini belum memiliki vaksin, seperti disampaikan badan pencegah penyakit Amerika Serikat CDC melalui situsnya. Namun, virus yang pertama kali ditemukan tahun 1936 di Denmark ini bisa ditanggulangi dengan gaya hidup bersih.

Berita wabah norovirus di Provinsi Shanxi, China, pekan lalu terdengar heboh di kalangan warganet Indonesia. Mengingat pandemi COVID-19 belum juga usai, banyak orang tercengang dengan kabar banyak mahasiswa universitas di Provinsi Shanxi tumbang dan menunjukkan simtom infeksi pencernaan akut (gastroenteritis) yang disebabkan oleh norovirus.

Namun, ternyata meski belum terdengar akrab di kalangan masyarakat Indonesia, norovirus adalah fenomena yang kerap terjadi sebelumnya. Masyarakat awam di negara yang memiliki 4 musim biasa menyebut infeksi norovirus sebagai 'winter vomiting bug', atau penyakit muntah musim dingin.

Virus ini sendiri tidak berkaitan dengan penyakit flu. Ia lebih menyebar lewat makanan, air, atau orang yang tercemar atau terinfeksi. Norovirus juga bisa hinggap di permukaan suatu bidang, atau menyebar via udara di sekitar muntahan seseorang yang terinfeksi virus ini. Oleh karena itu, proses persiapan makanan yang tidak bersih dan tempat tinggal yang penuh sesak cenderung mempercepat penularan virus ini.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat melalui keterangan di situsnya, (25/12/2019), mengatakan belum ada vaksin norovirus. Namun, siapapun bisa terhindar dari infeksi norovirus dengan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta mengikuti anjuran kebersihan yang sudah cukup sering disampaikan selama sepuluh bulan terakhir: pakai masker dan jaga jarak.

CDC menyarankan, untuk menghindari infeksi norovirus, seseorang perlu mencuci tangan terutama setelah memakai toilet, mengganti popok, sebelum makan atau mempersiapkan makanan. Badan kesehatan masyarakat AS itu menyebutkan bahwa norovirus masih bisa hidup di feses, atau 'air besar', 2 pekan setelah seseorang pulih dari infeksi virus ini. Oleh karena itu, CDC menyarankan utk mengutamakan cuci tangan secara rutin.

CDC mengatakan riset vaksin norovirus saat ini masih dalam tahap penjajakan.

Nama norovrus sendiri mengacu pada peristiwa wabah gastroenteritis di kalangan siswa SD Bronson di Norwalk, Ohio, AS, pada November 1968. Meski begitu, virus ini sebenarnya pertama kali ditemukan tahun 1936 di daerah Roskilde, Denmark.