Diduga Depresi, Polisi di Selayar Tembak Dadanya Sendiri Hingga Tewas

ERA.id - Anggota Polres Kepulauan Selayar (Alm) Bripka Miftahul Idris, ditemukan tewas. Ia mengakhiri hidupnya dengan menembak dadanya sendiri menggunakan senjata V2.

Saat mengakhiri hidupnya, Miftahul Idris berserangam lengkap. Mendiang ditemukan oleh rekannya dengan kondisi tergeletak bersimbah darah di atas karpet sajadah musala ruang penjagaan satuan Shabara. Di ruangan itu, terdapat lemari senjata.

Senjata ini didesain untuk memenuhi kebutuhan anggota kepolisian khususnya di satuan Sabhara dalam melakukan rutinitas bertugas. SB1-V2 merupakan versi carbine dari SB1-V1 dengan laras yang lebih pendek memiliki panjang laras 247 mm dengan 3 pilihan tembakan yakni tunggal, 3 rounds burst, serta safe.

Informasi yang dihimpun era.id, Kapolres Selayar, AKBP Temmanganro Mahmud mengaku jika Bripka Miftahul Idris saat itu sedang bertugas pada Senin (19/10/2020) lalu.

Temmanganro mengisahkan saat hari naas itu, almarhum masuk ke ruang musala dan mengambil senjata yang digunakan untuk akhiri hidupnya.

"Bripda MI masuk ke dalam musala, membuka lemari penyimpanan senjata inventaris penjagaan senjata V2 sabhara, almarhum menembakkan senjata ke dada kiri atas sebanyak satu kali," beber Temmanganro, Jum'at (22/10/2020).

Selanjutnya, Temmanganro menjelaskan yang pertama kali menemukan Bripka Miftahul Idris dalam kondisi berlumuran darah dan terluka bekas peluru, yakni anggota Propam Polres Selayar Briptu Arie Ariansyah.

Saat itu terdengar dentuman suara yang mirip dengan suara senjata, lalu saksi Arie Ariansyah menghampiri ke sumber suara tersebut dan ia menemukan Miftahul Idris tersungkur.

Sementara motif aksi bunuh diri ini diduga karena sebelum bertugas kembali di Polres Selayar, korban mengalami insiden kecelakaan lalu lintas yang kala itu korban mengalami benturan keras pada kepalanya hingga dilarikan ke RS Bhayangkara Makassar.

"Bukan penyakit, pasca kecelakaan pada bulan Mei lalu kepala (MI) terbentur sehingga pernah hilang ingatan dan masih sering merasa nyeri."

Lebih jauh ia menjelaskan, dugaan sementara Bripka bunuh diri akibat rasa sakit pada kepalanya. Polisi mencatat dugaan itu setelah bertanya pada banyak saksi. Ingat, bukan penyebab murni, melainkan dugaan saja. Ia pun diduga depresi.

"Kejadian sudah 5 hari yang lalu. Sudah banyak saksi yang diperiksa oleh anggota Polres, juga dari keluarganya yakni bapak kandungnya mengatakan bahwa memang ada rasa sakit atau nyeri di kepalanya pasca kecelakaan 5 bulan lalu," tutupnya Temmanganro.