Negara Anggota Uni Eropa Mulai Tolak Pelancong dari Inggris

ERA.id - Negara-negara di daratan Eropa pada Minggu (20/12/2020) mulai menolak pelancong yang bepergian dari Inggris. Sementara itu, petinggi Uni Eropa dikabarkan langsung melakukan rapat tak lama setelah PM Inggris Boris Johnson mengumumkan mengkarantina London secara total (lockdown) pada Sabtu, guna mencegah persebaran sebuah mutasi virus Coronavirus Disease (COVID-19) yang lebih menular dari biasanya.

Berdasarkan laporan koran the New York Times, stasiun kereta di London pada Sabtu malam lalu telah dipenuhi warga yang ingin 'kabur' dari karantina wilayah yang berlaku mulai Minggu dini hari. Pagi hari kemudian, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancoc, menyebut warga yang pergi dan memadati gerbong-gerbong kereta itu "jelas-jelas tidak bertanggungjawab."

Di saat yang sama, negara tetangga Inggris di Eropa secara hampir berbarengan mulai menyatakan menutup diri terhadap gelombang pelancong asal London. Belanda mengatakan akan menutup jalur penerbangan dari Inggris mulai Minggu hingga 1 Januari. Alasan dari pemerintah Negeri Kincir Angin itu adalah bahwa mutasi virus COVID-19 di Inggris bersifat "lebih mudah menular."

Italia juga menyatakan tidak menerima penerbangan dari Inggris. Pejabat Belgia pada Minggu menyampaikan melarang perjalanan via udara dan darat dari Inggris selama 24 jam ke depan, meski periodenya masih bisa diperpanjang. Jerman dan Swiss juga menolak pelancong yang datang dari Inggris dan Afrika Selatan. Austria, Irlandia, Prancis, dan Bulgaria juga menerapkan penolakan yang sama.

Portugal, yang melarang perjalanan dari dan menuju Inggris, membuat pengecualian bagi warga Portugal.

Kanada, pada Minggu, mengumumkan melarang penerbangan dari Inggris selama 72 jam ke depan terhitung sejak Minggu tengah malam.

Di Amerika Serikat, Gubernur New York Andrew M. Cuomo mendesak pemerintahan federal agar segera mengambil tindakan. Cuomo mengatakan bahwa "saat ini, mutasi virus asal Inggris sedang menyebar dan menuju ke (bandara) John F. Kennedy."

Di luar kawasan Eropa dan Amerika Utara, Iran dikabarkan telah menyatakan melarang penerbangan dari Inggris selama dua pekan ke depan. Sementara itu, Israel melarang pelancong dari beberapa negara, tak hanya Inggris tapi juga Afrika Selatan dan Denmark, yaitu negara-negara yang mendapati mutasi virus COVID-19 di spesies cerpelai menginfeksi balik ke populasi manusia.

Berdasarkan laporan koran the New York Times, pejabat transportasi di Inggris menyatakan akan menambah jumlah pasukan kepolisian di stasiun kereta api. Mereka akan memastikan bahwa warga hanya boleh melakukan perjalanan esensial seperti bekerja atau berbelanja.