Wadah Penyimpanan Kurang Dingin, Ribuan Vaksin Pfizer Risiko Rusak

ERA.id - Program vaksinasi terhadap Coronavirus Disease (COVID-19) di Jerman sempat diliputi ketidakpastian pada Minggu, (27/12/2020) setelah staf menemukan sekitar 1.000 dosis vaksin buatan Pfizer/BioNTech tidak disimpan di suhu yang cukup dingin sehingga berpotensi rusak.

"Pembacaan terhadap data temperatur yang ditempatkan di dalam kotak berpendingin memicu kekhawatiran soal apakah semuanya sudah diproses sesuai syarat-syarat rantai pasok dingin yang telah ditentukan," sebut distrik Lichtenfels melalui sebuah pernyataan tertulis, seperti dikutip Reuters.

Staf medis setempat saat itu menemukan bahwa temperatur di salah satu kotak berpendingin telah melonjak hingga 15 derajat Celsius, seperti dikatakan juru bicara Lichtenfels. Padahal, suhu maksimum yang masih ditolerir adalah 8 derajat Celsius.

Kepada Reuters, BioNTech mengaku telah menjawab pertanyaan dari staf vaksinasi distrik di Jerman itu mengenai apakah vaksin-vaksin itu masih bisa digunakan, namun, mereka tidak berkenan menjabarkan tanggapan mereka.

Pfizer, yang kantornya berpusat di New York, menolak berkomentar.

Vaksin Pfizer menggunakan teknologi baru mRNA dan harus disimpan di suhu sangat dingin, yaitu sekitar -70 derajat Celsius sebelum dikirim ke pusat-pusat distribusi menggunakan kotak berpendingin khusus.

Setelah keluar dari pusat penyimpanan ekstra-dingin, vaksin harus disimpan di suhu antara 2 hingga 8 derajat Celsius agar bisa efektif digunakan selama lima hari berikutnya. Kotak berpendingin buatan Pfizer dilengkapi dengan alat GPS sehingga perusahaan terkait bisa mengantisipasi masalah yang ditemui di tengah perjalanan.

Juru bicara Distrik Lichtenfels mengatakan bahwa 1.000 dosis vaksin telah terdampak oleh permasalahan temperatur. Akibatnya, kota tersebut, dan juga distrik Coburg, Kronach, Kulmbach, Hof, Bayreuth, dan Wunsiedel di sebelah utara kawasan Bavaria, masih menunggu 'kejelasan nasib' dari vaksin buatan BioNTech tersebut.

Di tengah pelaksanaan program vaksinasi COVID-19 di Uni Eropa, isu rantai suplai vaksin BioNTech menguak tantangan distribusi atas vaksin tersebut. Sementara itu, pemerintah Jerman tengah mempersiapkan perijinan untuk vaksin lainnya, seperti Moderna dan AstraZeneca.