Menunggu Sambungan Rantai Pasok Vaksin dari Singapura

ERA.id - Pemerintah Indonesia membuka peluang kerja sama dengan Singapura yang berambisi menjadi pusat penyaluran vaksin COVID-19 untuk wilayah Asia Tenggara. Singapura berencana menjadikan Bandara Internasional Changi sebagai titik simpul (hub) distribusi vaksin COVID-19 di Asia Tenggara.

"Pada prinsipnya Indonesia tidak pernah menutup pintu kerjasama dengan pihak manapun," ujar juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito kepada ERA.id, Selasa (15/12/2020).

Meski demikian, Wiku menegaskan, kerja sama dengan pihak manapun termasuk dengan Singapura tetap harus memenuhi standar internasional maupun dalam negeri.

"Asalkan telah memenuhi standar internasional dan nasional," tegas Wiku.

Untuk diketahui, Singapura berambisi menjadikan Bandara Internasional Changi sebagai titik simpul (hub) distribusi vaksin COVID-19 di Asia Tenggara, proyek besar yang bila sukses bisa membangunkan lagi industri penerbangan setempat yang terkapar karena dihantam pandemi virus korona.

Bandara Changi selama beberapa tahun terakhir memang menggenjot sisi bisnis distribusi produk medis, menarik minat banyak perusahaan untuk berinvestasi di dalamnya.

Dalam laporan di koran Nikkei pekan lalu (9/12/2020), Changi disebutkan juga akan menjadi titik simpul distribusi bagi vaksin yang datang dari Amerika Serikat dan Eropa. Dua vaksin yang akan datang tersebut, yaitu dari Pfizer/BioNTech dan Moderna, membutuhkan kondisi ruang penyimpanan beretemperatur super dingin. Vaksin Pfizer disebut-sebut perlu disimpan dalam suhu -70 derajat Celsius, sementara vaksin Moderna bisa disimpan di suhu -20 derajat Celsius.

Vaksin tersebut akan disalurkan ke Asia Tenggara dan Oseania, demikian kata Changi Airport Group seperti dikutip Nikkei. Proyek ini nantinya akan menopang kota-kota di Asia Tenggara yang masih tertinggal dalam hal rantai pasok dingin (cold chain supply).