Jelang Inspeksi Wuhan, WHO 'Sangat Kecewa' pada China

ERA.id - Direktur-Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan kekecewaannya atas kinerja pemerintah China yang belum selesai mengurus visa tim ilmuwan yang hendak mengunjungi Kota Wuhan, Selasa (5/1/2021).

Berbicara di Jenewa, Swiss, Tedros mengatakan beberapa anggota tim pakar peneliti asal-mula Coronavirus Disease (COVID-19) gagal berangkat ke China.

"Hari ini kami baru tahu bahwa pejabat China belum menyelesaikan perijinan yang diperlukan berkaitan dengan kedatangan tim kami ke China," kata politikus dan akademikus Etiopia yang memimpin WHO sejak 2017 itu.

"Saya sangat kecewa dengan berita ini karena dua anggota tim sudah mulai melakukan perjalanan dan tim lainnya harus membatalkan perjalanan."

Tedros dalam konferensi pers tersebut juga menambahkan telah menghubungi pejabat senior China dan diberi janji bahwa pihak terkait akan mempercepat prosedur agar pengurusan visa bisa selesai secepat mungkin.

Tim yang beranggotakan 10 orang sedianya sudah berangkat dari negara masing-masing di awal Januari, menuju Kota Wuhan. Misi yang ditunggu-tunggu dunia internasional ini bertujuan menyelediki kasus pertama infeksi korona yang pertama kali terdeteksi di kota itu.

Misi ini akan dipimpin oleh Peter Ben Embarek, kepala ahli infeksi hewan di WHO, yang sebelumnya telah berangkat ke China pada Juli tahun lalu, demikian dilaporkan Reuters.

Dua orang anggota tim dikabarkan telah memulai perjalanan menuju China. Namun, satu orang memilih kembali ke negaranya, dan satu orang lain kini tengah transit ke negara ketiga, demikian sebut kepala kedaruratan WHO Mike Ryan.

"Kami percaya dan berharap ini sekadar masalah birokrasi dan logistik yang bisa selesai dalam waktu cepat," imbuhnya.

Menjelang misi investigasi, Beijing dikabarkan terus mengubah narasi mengenai kapan dan di mana pandemi bermula. Bahkan diplomat senior Wang Yi menyebut kalau "semakin banyak penelitian" yang mengatakan pandemi ini muncul dari berbagai kawasan. Ryan menyebut pernyataan ini "terlalu spekulatif", demikian dikutip Reuters.

China berulang kali menolak dikritik sehubungan cara pemerintah setempat menangani wabah COVID-19 di akhir thaun 2019. Salah satu pengkritik China adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mempertanyakan transparansi Beijing selama menangani wabah. Washington meminta investigasi WHO berjalan transparan.