Banjir Berkekuatan "Air Terjun" Terjang Tiga Kota di Yunani
Melansir Telegraph, pemerintah Yunani mengklaim, bencana yang terjadi pada Rabu (15/11/2017) pagi itu sebagai hari berkabung nasional.
"Pada saat ini, menyatakan keadaan berkabung nasional atas tragedi besar ini, tak ada yang bisa kita lakukan," kata Tsipras dalam pidatonya di televisi.
"Saya berjanji bahwa kita akan berdiri di samping keluarga korban dengan segala cara yang kita miliki," tambahnya.
Menurut Wakil Wali Kota Nea Peramos, Stavros Fotiou, banjir tersebut merupakan yang terburuk di Yunani dalam 20 tahun terakhir. Seluruh jalanan di kotanya hancur total, sekitar 1.000 rumah terendam. Truk tanker, bus dan truk kecil hampir benar-benar tenggelam dalam lautan lumpur kemerahan.
Lebih dari selusin orang dirawat di rumah sakit. "Air turun dari gunung, jutaan ton," kata dia.
Korban tewas dalam bencana tersebut rata-rata berusia 35 tahun sampai 90 tahun. Mereka tenggelam di dalam atau di dekat rumah, ada juga yang terbawa arus banjir. Kantor perdana menteri Yunani telah mengevakuasi 87 orang selamat dari bencana tersebut. Sementara, ratusan orang lainnya masih terjebak di rumah mereka dan tempat keramaian publik.
Ahli Geologi Dimitris Papanikolaou mengatakan, masalah utama bencana besar itu terjadi karena kesalahan tata kota yang tidak sesuai dengan demografi kota yang berada di daerah pegunungan. Jaringan anak sungai yang melintas di ketiga kota tersebut terlampau kecil, sehingga air menumpuk di sodetan sungai.
"Kami memilih area ini sebagai ujian untuk banjir," terang professor Papanikolaou.