Sentil AHY, Senior Demokrat: Pengurus Banyak yang 'Instan'
ERA.id - Gonjang-ganjing isu kudeta kursi Ketua Umum yang dikatakan langsung oleh Ketua umum partai Demokrat Mayor (purn) Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, semakin membangkitkan tokoh-tokoh senior untuk ikut bersuara.
Senior dan pendiri partai Demokrat Muhammad Darmizal MS mengungkapkan, gaya kepemimpinan partai Demokrat saat ini yang terkesan melupakan perjuangan para pendirinya akan membuat partai berlambang Mercy itu bunuh diri dan hanya tinggal sejarah.
“Analisa saya, pengurus saat ini banyak yang instan, tidak mau paham dengan tetesan darah dan keringat para pendiri yang sekarang diabaikan,” kata Darmizal kepada ERA.id, Senin (15/2/2021).
Menurut Darmizal, gaya kepemimpinan yang instan dan minim figur akan membuat partai Demokrat ditinggalkan pemilihnya.
“Bayangkan saja, banyak kader bahkan pendiri yang kecewa dengan partai Demokrat, juga masyarakat umum yang dulu mengidolakan partai Demokrat sebagai pilihan terbaiknya saat pesta demokrasi, utamanya pada pemilu tahun 2009. Jika caranya seperti ini maka tahun 2024 bisa menjadi pemilu terakhir yang diikuti partai Demokrat,” sambung Darmizal.
Darmizal pun membeberkan data, bahwa Pemilu tahun 2004, perolehan suara partai Demokrat 7,3 persen, dengan Ketua Umum Prof.Subur Budhisantoso. Pada Pemilu tahun 2009 suara Demokrat 20,7 persen dengan ketua umum Hadi Utomo.
Sedangkan, saat Pemilu tahun 2014, suara Demokrat turun menjadi 11 persen dengan Ketua Umum SBY yang meneruskan kepemimpinan Anas Urbaningrum pasca-KLB. Terakhir pada, Pemilu tahun 2019, perolehan suara Demokrat tersisa hanya sekitar 7 persen saja, ini dimasa periode kedua SBY menjadi Ketua umum dan AHY sebagai ketua Kogasma partai Demokrat.
“Tahun ini, Parlemen Treshold (PT) berpotensi naik menjadi sekitar 5 sampai 7 persen. Ini yang menakutkan para kader setia Partai Demokrat terutama para senior yang sudah sejak awal membesarkan partai dipusat dan di daerah. Gaya play victim dan pencitraan yang terlalu berlebihan justru membuat partai Demokrat mulai ditinggalkan. Ini bukan nilai yang dibangun oleh para pendiri. Play victim dan pencitraan berlebihan adalah gaya pengurus baru yang lupa akan sejarah partai,” sindir Darmizal.
Dinamika saat ini dengan semakin masifnya berita Kongres Luar Biasa (KLB) di berbagai media ditanah air membuat semakin membuncahnya semangat kader yang berfikiran PD harus besar kembali, dan mengusulkan KLB.
“Bagi saya ini sangat fenomenal dan mengejutkan. Ini pertanda baik, karena KLB bukanlah suatu kudeta kekuasaan partai politik atau pengambil alihan kekuasaan pimpinan partai secara ilegal. Tetapi KLB merupakan suatu misi yang jelas dan tegas tertuang pada AD/ART partai, sebagai mekanisme demokrasi yang dapat dilakukan oleh para tokoh atau kader untuk menyelamatkan partai,” terangnya.