Indonesia Bakal Kejatuhan Stasiun Antariksa China

Jakarta, era.id - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menginformasikan Indonesia akan kejatuhan pecahan stasiun antariksa Tiangong-1, milik China. 

Thomas menjelaskan, stasiun antariksa Tiangong-1 yang diluncurkan 29 September 2011 itu mengalami kerusakan dan tidak dapat dikontrol lagi sejak 16 Maret 2018. Satelit itu kemudian mengalami penurunan ketinggian orbit dan diperkirakan jatuh sekitar bulan April 2018.

"Dari ketinggian semula sekitar 350 km, pada pertengahan Maret ketinggiannya sudah mencapai 250 km. Semakin mendekati bumi, atmosfernya makin padat sehingga laju penurunan akan semakin cepat," ujar Thomas dikutip di halaman blog pribadinya, Minggu (18/3/2018).

Terkait kapan dan di mana wilayah jatuhnya, Thomas belum bisa memastikannya. LAPAN akan memantau terus sampah-sampah antariksa yang mendekati langit Indonesia.

"Di mana jatuhnya? Tidak bisa dipastikan, karena faktor hambatan atmosfer belum bisa dihitung secara akurat. Karena inklinasi (kemiringan bidang orbit) Tiangong-1 42,8 derajat, maka wilayah yang berpotensi kejatuhan pecahannya adalah wilayah di bumi antara 43 derajat lintang utara sampai 43 derajat lintang selatan," paparnya.

(Daerah berwarna hijau dan kuning adalah daerah yang berpotensi kejatuhan pecahan Tiangong-1 (dari aerospace.org))

Tapi Thomas mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir karena pecahan stasiun Tiangong-1 akan terbakar habis ketika melintasi atmosfer bumi. Dirinya juga meminta masyarakat segera melaporkan kejadian benda jatuh dari langit kepada LAPAN.

"Jadi masyarakat tidak perlu cemas, namun tetap waspada. Kewaspadaan perlu ketika pada hari H kejatuhan objek antariksa tersebut ada warga melihat benda jatuh dari langit agar jangan menyentuhnya. Langsung laporkan kepada aparat setempat untuk diteruskan ke LAPAN. LAPAN segara akan akan mengirimkan tim untuk evakuasi objek antariksa tersebut dan melakukan tindakan yang tepat bila ada potensi bahayanya," jelas Thomas.

Tercatat, LAPAN sudah mengidentifikasi sejumlah benda antariksa yang jatuh di Indonesia seperti di Gorontalo (1981), Lampung (1998), Bengkulu (2003), Madura (2016), dan Agam (2017). 

"Benda besar seperti Laboratorium antariksa Rusia MIR berbobot 136 ton yang jatuh pada 2001 dan satelit BeppoSAX yang mempunyai berat 1,4 ton yang jatuh pada 2003 juga dipantau LAPAN," tambahnya.

 

Tag: balapan formula 1