Shenzou-12, 'Perahu Ilahi' yang Bawa Astronot China Kembali ke Luar Angkasa

ERA.id - Dalam beberapa hari ke depan, roket luar angkasa China, Shenzhou-12, akan diterbangkan menggunakan mesin pendorong Long March dari landasan di Gurun Gobi. Roket tersebut mengangkut tiga orang menuju modul luar angkasa yang akan mereka huni selama tiga bulan ke depan.

Selain menjadi misi roket berawak pertama China sejak 2016, Shenzhou-12 juga jadi penerbangan ketiga dari total sebelas penerbangan untuk merampungkan pembangunan stasiun luar angkasa China. Proyek ini diharapkan selesai tahun 2022.

Dari kesebelas misi pembangunan stasiun antariksa ini, empat misi bakal membawa astronot ke luar angkasa. Total, akan ada 12 astronot yang dikirim China ke luar angkasa, dilansir dari NBC News, (15/6/2021).

Sebelumnya, China baru pernah mengirim sebelas astronot ke luar angkasa. Itu pun terjadi terakhir pada tahun 2016 lalu.

'Jam terbang' astronot China relatif sedikit secara internasional. Belum satu pun dari mereka yang pernah mengunjungi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dalam lebih dari dua dekade terakhir, padahal saat ini ada 240 astronot yang telah pergi ke sana. NASA sendiri, oleh karena undang-undang di AS, dilarang berhubungan dengan badan antariksa China.

Namun, progres telah dilakukan di China. Pada Mei, China menjadi negara kedua yang berhasil mendaratkan mesin penjelajah di Planet Mars. Dua tahun sebelumnya mereka mendaratkan roket di 'sisi gelap' bulan.

China juga berencana mengirim astronot mereka kebulan, benda luar angkasa terjauh yang pernah dikunjungi manusia.

Terkait Shenzhou-12 sendiri, para kru nantinya akan tinggal dalam modul bernama Tianhe, 'Harmoni Nirwana'. Benda tersebut berbentuk silinder dengan panjang 16,6 meter dan diameter 4,2 meter.

Misi selama tiga bulan nantinya bakal memecahkan rekor pencapaian China sebelumnya, yaitu tinggal 30 hari di luar angkasa, yang ditorehkan tahun 2016 lalu.

Para astronot yang dikirim China ini akan berasal dari angkatan pertama dan kedua astronot asal Negeri Tirai Bambu itu, sebut Yang Liwei, direktur China Manned Space Engineering Office yang juga astronot pertama China, dilansir dari NBC News.