Terungkap! Kisah SBY Disebut Pernah Kudeta Partai Demorkat dari Anas Urbaningrum
ERA.id - Eks politikus Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun mengungkapkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah melakukan kudeta untuk menggantikan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum hasil kongres II Partai Demokrat. Adapun ketika itu Anas diketahui tengah tersandung masalah hukum di KPK.
Jhoni mengatakan, hal itu terjadi pada Kongres Luar Biasa (KLB) tahun 2013 yang menggantikan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum. SBY yang pada saat itu menjabat sebagai ketua dewan pembina Partai Demokrat dan Presiden RI mengambil kekuasaan Anas yang belum ditetapkan sebagai tersangka. SBY membentuk presidium sebagai ketua dan Anas sebagai wakil ketua.
"(SBY) membentuk presidium dimana ketuanya SBY, wakil ketua Anas Urbaningrum yang tidak memiliki fungsi lagi menjalankan roda partai Demokrat sebagai Ketua Umum. Inilah kudeta yang pernah terjadi di Partai Demokrat," ungkap Jhoni dalam keterangan video, Senin (1/3/2021).
Kemudian, setelah Anas ditetapkan sebagai tersangka korupsi, KLB pertama di Bali pada tahun 2013. SBY lantas menggantikan Anas sebagai ketua umum. Jhoni menambahkan, pada saat ini SBY mengatakan hanya melanjutkan kepemimpinan Anas hingga 2015.
- Meninggal Dunia, Siapa Artidjo Alkostar, 'Algojo' yang Ditakuti Koruptor?
- Kecewa Jokowi Restui Investasi Miras, MUI: Bangsa Ini Jadi Objek Ekploitasi Pemerintah
- Imam Masjid di Pakistan dan Putranya Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata
- Dokter Paru Bagikan Tips Bagi Penderita COVID-19 yang Sedang Isolasi Mandiri
Ketika itu pula, Jhoni mengaku diperintah oleh SBY untuk menemui Marzuki Alie dan membujuk agar tidak mengajukan diri sebagai calon ketua umum menggantikan Anas. Padahal, Marzuki mendapatkan suara terbesar kedua setelah Anas saat Kongres II.
"Beliau (SBY) mengatakan hanya akan meneruskan sisa kepemimpinan Anas Ubaningrum, sehingga saya, Jhoni Allen Marbun, diperintahkan oleh SBY untuk membujuk Marzuki Alie yang saat itu menjabat ketua DPR RI untuk tidak maju sebagai kandidat Ketua Umum Partai Demokrat. Padahal, pada Kongres II 2010 memperoleh suara kedua terbesar setelah Anas Ubaningrim," ungkap Jhoni.
Lebih lanjut, Jhoni juga mengungkapkan bahwa SBY merekayasa jalannya IV tahun 2012 di Surabaya. Sehingga hanya SBY lah yang menjadi calon tunggal ketua umum Partai Demokrat.
Melihat hal itu, Jhoni menilai SBY telah mengingkari janjinya pada kongres sebelumnya.
SBY juga disebut telah mengamputasi hak-hak DPD dan DPC dengan mengambil iuaran anggota fraksi DPRD untuk disetor kepada DPP.
"Yang paling meresahkan, para ketua DPD dan DPC seluruh Indonesia adalah membuat aturan organisasi yang mengamputasi hak DPD dan DPC dengan mengambil mengambil iuran anggota fraksi DPRD provinsi dan kabupaten/kota untuk sebagian disetor ke DPP dan hak-hak penentuan kepala daerah tanpa ada pertanggungjawaban," jelas Jhoni.
Kongres V pun dituding hasil rekayasa SBY. Kongres V yang digelar secara cepat itu mengukuhkan putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum hingga hari ini.