Pendeta Asal India Ini Angkat Tangannya Selama 48 Tahun hingga Kurus Kering, Ini Tujuannya

ERA.id - Seorang pria di India bernama Sadhu Amar Bharati adalah lelaki tua yang jika dilihat penuh bahagia. Seakan-akan ia tak menunjukkan rasa lelah karena tak pernah lagi menurunkan tangan kanan yang diangkatnya sejak 48 tahun yang lalu.

Sadhu Amar Bharati memang unik dan tak seperti lelaki pada umumnya. Menjadi pertapa membuatnya harus berlaku luhur salah satunya dengan mengangkat lengan kanannya sejak tahun 1973.  Apa sih alasannya?

Ternyata, keputusan itu dibuat karena Shadu menganggap bahwa dengan mengangkat lengan kanannya, berarti ia memutuskan dan memisahkan dirinya dari sebuah kesenangan hidup. Alasan ini masuk akal. Benar, hormat bendera saja jika di Indonesia, dalam waktu yang lama, bisa bikin kita uring-uringan dan kelelahan. Apalagi mengangkat tangan kanan selama 48 tahun seperti Sadhu Amar Bharati.

Perlu diketahui, sebelum menjadi pertapa, Shadu Amar Bharati menjalani hidup seperti manusia biasa yakni bekerja, memiliki rumah, serta istri dan juga tiga orang anak. Hal itu berubah pada tahun 1970. Entah mengapa, selepas bangun tidur, tiba-tiba ia memutuskan untuk meninggalkan semua ornamen kehidupannya, segala kemewahannya dan mulai mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi, melayani dewa Siwa.

Usai terbangun dari tidur yang misterius itu, Shadu Amar Bharati gemar memakai pakaian sederhana. Tak lupa ia membawa sebuah trisula. Ia terus melakukan itu selama tiga tahun, namun belakangan hal itu dirasanya belum maksimal.

Sadhu Amar Bharati, lelaki tua dari India yang terus mengangkat tangannya sejak 45 tahun yang lalu.

Menurutnya, ia masih memiliki hubungan dengan kemewahan dunia walaupun penampilannya sudah sangat sederhana sekali. Barulah pada tahun 1973, Bharati memilih sebuah keputusan ekstrem yaitu mengangkat lengannya dan berjanji tidak akan pernah menurunkannya. Bahkan, ia juga tidak pernah menggunakan tangan kanannya. Duh!

Karena hal itu, tangannya menjadi kecil dan kurus. Walau berdampak fatal, ia tetap melanjutkan kebiasaannya itu. Mengangkat lengan kanan dianggapnya simbol keimanan terhadap dewa Siswa. 

Ketahuilah, sebagian orang yang melihat sikap Shadu percaya, bahwa Shadu mengangkat tangannya karena kecewa dengan semua peperangan dan konflik yang terjadi di dunia, dan cara mengangkat tangan tersebut merupakan tanda perdamaian.

Saat kali pertama ia mengangkat tangannya, Bharati mengalami rasa sakit yang luar biasa, tetapi seiring berjalannya waktu ia tidak merasakan sakit lagi.

Hal itu dikarenakan lengannya telah berhenti berkembang dan berada dalam posisi semi-vertikal, sehingga struktur tulangnya pun tidak lagi berguna. Sementara itu, kukunya terus memanjang karena tidak pernah dipotong.

Efek Shadu itulah membuat beberapa orang di India  memilih hidup untuk menjadi Shadu. Menyendiri, bertapa yang tujuannya ingin mencapai tingkat moksa. Biasanya para Shadu mengenakan pakaian berwarna kuning kunyit yang melambangkan kehidupan seorang pertapa.