Cerita Guru Berkunjung ke Rumah Murid di Masa Pandemi, Ternyata Muridnya Sudah Menikah
ERA.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menyebutkan ada lima penyebab anak putus sekolah selama masa pembelajaran jarak jauh pada Januari–Februari tahun ini. KPAI menyebutkan yang paling dominan adalah murid menikah.
Anggota KPAI Retno Listyarti mengatakan, total ada 33 murid yang dilaporkan menikah dan umumnya masih duduk di bangku kelas XII SMA sederajat. Laporan yang masuk itu terjadi di Kabupaten Seluma dan Kota Bengkulu, keduanya di Bengkulu; dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
“Mayoritas menikah tanpa sepengetahuan sekolah,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (8/3/2021).
Retno menuturkan, sekolah mengetahui kasus tersebut saat dilakukan home visit oleh guru bimbingan konseling. Penyebab berikutnya, siswa putus sekolah karena harus bekerja.
Kasus itu, antara lain, dilaporkan dari Cimahi dan Jakarta. Para murid tersebut harus bekerja karena orang tua mereka terdampak pandemi Covid-19 secara ekonomi. Misalnya, anak putus sekolah membantu usaha percetakan orang tuanya. Sebab, orang tuanya tidak bisa menggaji karyawan.
Selain itu, banyak laporan siswa putus sekolah karena menunggak SPP. Catatan KPAI sejak Maret 2020 sampai Februari 2021, ada 34 kasus siswa putus sekolah karena menunggak SPP.
Hampir seluruhnya murid sekolah swasta dan sekitar 75 persen di jenjang SMA/SMK. Kondisi ekonomi keluarga menjadi penyebab banyaknya siswa menunggak SPP sampai akhirnya putus sekolah.
"Penyebab putus sekolah berikutnya adalah kecanduan game online," kata Retno.
Laporan kasusnya memang tidak banyak. Hanya dua kasus di Cimahi, Jawa Barat. Tetapi, menurut Retno, kasus itu serupa fenomena gunung es. Artinya, banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Selama PJJ, intensitas anak-anak dengan gawai semakin tinggi, apalagi, gawainya dilengkapi dengan jaringan internet. Kondisi tersebut membuat akses bermain game online semakin meningkat.
Dari hasil pemantauan itu, Retno menyampaikan sejumlah rekomendasi. Di antaranya, negara harus hadir untuk mencegah terjadinya putus sekolah, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Bagi dia, putus sekolah karena menikah, bekerja, atau menunggak SPP lebih dipicu masalah ekonomi sehingga bisa dicarikan jalan keluarnya.