Photoshoot Hot, Pose Seksi Jefri Nichol Gebrak Toxic Masculinity
ERA.id - Jefri Nichol baru-baru ini menjadi sorotan setelah ia mengunggah beberapa foto pemotretannya di akun Instagram pribadinya. Pada pemotretan kali ini, Jefri tampil beda dengan menggunakan dress yang dirancang oleh Harry Halim.
Aktor kelahiran tahun 1999 itu tampak menggunakan dress dengan paduan berbagai macam warna, dan terdapat belahan tinggi di kanan kiri kakinya.
"MEh being A THOT wit @harryhalim_paris," tulis Jefri Nichol di unggahan Instagramnya.
Seperti apakah penampilan Jefri Nichol di pemotretan terbarunya? Yuk, intip langsung potretnya berikut ini.
1. Meski tampil mengenakan dress, Jefri tetap tampak percaya diri dan mengluarkan sisi maskulinnya
2. Pada pemotretan ini, Jefri mengenakan busana yang dirancang oleh Harry Halim
3. Jefri juga melakukan pemotretan ini bersama fotografer Wongsim dan fashion stylist Wanda Hara
4. Dengan penampilan Jefri ini, ia bahkan dijuluki sebagai Harry Styles Indonesia
Potret nyentrik Jefri Nichol ini tentu saja langsung menjadi sorotan dan mengundang reaksi yang beragam dari netizen serta rekan sesama artis.
"Mau remake ah," ujar Pevita Pearce.
"Kok kau pakai tirai nasi padang jep?," kata Maell Lee.
"Gile lu bro," kata Vidi Aldiano.
"Harry Styles dengan kearifan lokal," ucap salah satu netizen.
Selain itu ada pula netizen yang menganggap photoshoot Jefri Nichol ini merupakan gebrakan toxic masculinity atau maskulinitas beracun.
"Yaazzz gebrak toxic masculinity," tulis akun @rd.**hbae.
Dikutip dari Wikipedia, konsep kemaskulinan beracun digunakan dalam diskusi media dan akademis tentang kemaskulinan untuk merujuk pada norma budaya tertentu yang berkaitan dengan kerugian terhadap masyarakat dan pria.
Stereotip pria tradisional yang dominan secara sosial (bersama dengan sifat-sifat terkait seperti misogini dan homofobia) dapat dianggap "beracun" karena mempromosikan kekerasan, termasuk kekerasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga.
Singkanya, toxic masculinity ini adalah beberapa cara ekspresi maskulinitas yang sifatnya destruktif, karena menggunakan cara pandang terhadap makna gender laki-laki yang terlalu sempit.