Dianggap Melencengkan Sejarah, Drama Snowdrop Diminta untuk Tidak Tayang

ERA.id - Dihentikannnya penayangan drama Joseon Exorcist ternyata memberikan dampak yang cukup besar untuk drama Snowdrop. Drama yang dibintangi oleh Jisoo BLACKPINK dan Jung Hae In ini diduga memiliki cerita yang juga dianggap akan melenceng dari sejarah.

Meski belum tayang, warga Korea sudah memprediksi bahwa cerita drama tersebut tidak sesuai dengan sejarah melalui sinopsis yang beredar. Menilai dari sinopsis yang beredar meski tidak resmi, petisi untuk penghentian drama ini dilayangkan ke Blue House atau Istana Kepresidenan Korea Selatan, pada Jumat (26/3/2021).

Hinggi kini, petisi tersebut sudah ditandatangani oleh lebih dari 100.000 warga. Jika petisi ini mencapai 200.000 tanda tangan, maka pemerintah Korea akan meninjau permasalahan yang ada.

Adapun sinopsis drama Snowdrop yang beredar adalah drama ini akan bercerita tentang peristiwa gerakan demokrasi publik Korea Selatan dalam pembentukan negara republik saat ini, yang terjadi pada tahun 1987.

Diceritakan Soo Ho (Jung Hae In) seorang mahasiswa dari universitas bergengsi masuk ke asrama wanita dalam keadaan berlumuran darah. Lalu Young Cho (Jisoo), mahasiswa perempuan yang membantu menyembunyikannya dan merawat lukanya meskipun asrama tersebut memiliki pengawasan yang sangat ketat.

Selain jadi mahasiswa, karakter utama pria drama ini, yaitu Soo Ho juga diceritakan sebagai seorang mata-mata bersenjata yang menyusup menjadi seorang aktivis. Netizen Korea banyak yang menganggap karakter tersebut tidak benar untuk dijadikan protagonis, karena pada kejadian nyatanya, terdapat banyak mahasiswa yang dibunuh di era itu karena menjadi mata-mata. Drama ini dianggap meremehkan gerakan demokrasi dan lebih mengagungkan rezim komunis atau mata-mata.

Melihat banyaknya berita miring yang beredar, stasiun yang menyiarkan drama ini, JTBC akhirnya merilis pernyataan. Mereka menyatakan bahwa semua tuduhan akan pelencengan sejarah itu adalah tuduhan belaka yang tak berdasar. Pihak JTBC menyatakan bahwa Snowdrop bukanlah drama yang meremehkan demokrasi ataupun mengagungkan mata-mata.

“Snowdrop bukanlah drama yang meremehkan gerakan pro-demokrasi atau mengagungkan menjadi mata-mata, yang bekerja untuk NSP. Snowdrop adalah drama  komedi hitam yang menyindir pemilihan presiden yang terjadi pada 1980-an, di bawah rezim militer selama ketegangan Utara-Selatan di semenanjung Korea. Ini juga merupakan melodrama tentang pria dan wanita muda yang menjadi korban dari situasi itu,”pernyataan JTBC, dilansir dari Soompi.com.

Pihak produksi juga mengungkapkan bahwa semua tuduhan yang beredar sangat berbeda dengan cerita yang akan ditampilkan. Mereka juga meminta untuk masyarakat menahan diri dan tidak menimbulkan spekulasi tak berdasar ke depannya.