Revisi Data, Meksiko Akui 321 Ribu Warga Wafat karena COVID-19
ERA.id - Pemerintah Meksiko mengumumkan bahwa angka kematian akibat COVID-19, secara nasional, di negara tersebut melampaui 321 ribu kasus, atau melonjak hampir 60 persen dari angka kematian yang telah dikonfirmasi pemerintah, yaitu 201.429 kasus.
Melansir dari The Guardian, pada Sabtu, (27/3/2021), pemerintah Meksiko diam-diam merilis laporan yang memperbarui statistik kematian akibat COVID-19, yang dihasilkan otoritas setempat dengan menghitung 'kematian timbulan' (excess death) dan mengevaluasi sertifikat kematian.
Angka yang disebutkan dalam laporan itu adalah 294.287 kematian terkait COVID-19 hingga tanggal 14 Februari. Lalu, mulai 15 Februari hingga Sabtu, terdapat 26.772 kematian akibat infeksi corona.
Dengan begitu, angka kematian resmi terkini di Meksiko (321.059 kematian) telah melampaui statistik kematian di Brazil, yang adalah negara denan jumlah kematian akibat COVID-19 kedua terbanyak di dunia.
Laporan terbaru di Meksiko itu juga menggambarkan betapa mematikan gelombang kedua wabah COVID-19 di Meksiko. Dari awal pandemi hingga akhir Desember, total ada lebih dari 220 ribu kematian akibat infeksi corona. Namun angka tersebut bertambah sekitar 75 ribu kematian dalam waktu satu setengah bulan kemudian.
Hasil analisa atas sertifikat kematian menemukan 70,5 persen kasus 'kematian timbulan' terkait dengan infeksi COVID-19 karena banyak sertifikat yang mencantumkan jenazah sebagai suspek corona atau infeksi corona turut mempengaruhi kematian. Sejumlah pakar juga menduga angka kematian terkait COVID-19 lebih banyak lagi di Meksiko, menimbang ada banyak pasien yang tidak bisa dirawat di rumah sakit karena bangsal sudah penuh.
Mantan Presiden Meksiko Felipe Calderon pada hari Sabtu menulis, di Twitter, bahwa "lebih dari 400 ribu warga Meksiko meninggal dunia, angka yang di atas rata-rata kematian di tahun-tahun yang lalu... mungkin ini angka tertinggi di dunia."