Ini Tiga Opsi Lembaga Khusus Pembentukan Manajemen Talenta Nasional

ERA.id - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan tiga opsi pembentukan lembaga yang khusus menangani manajemen talenta nasional.

Moeldoko dalam telekonferensi pers usai rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Selasa, mengatakan opsi pertama adalah pembentukan lembaga non-permanen seperti gugus tugas untuk menangani manajemen talenta nasional.

Opsi kedua adalah pendirian lembaga independen. Sedangkan opsi ketiga adalah penempatan fungsi manajemen talenta nasional di lembaga atau kementerian yang sudah ada.

"Yang ketiga bisa ditempatkan di sebuah kelembagaan yang dioptimalisasi, kelembagaan atau kementerian. Di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ada di sana juga sudah tersedia suatu tempat lembaga pencarian bakat ya," kata Moeldoko dikutip dari Antara, Selasa (30/3/2021).

Pemerintah, ujar Moeldoko, masih mematangkan opsi terbaik untuk lembaga manajemen talenta nasional tersebut.

Moeldoko menjelaskan manajemen talenta nasional akan menjadi ekosistem yang berisikan talenta-talenta unggul dan menjadi aset masa depan bangsa. Manajemen talenta akan melakukan fungsi seperti pencarian bakat, pembinaan dan lainnya.

Rencana besar manajemen talenta ini sudah difinalisasi. Pemerintah juga sudah menyiapkan naskah untuk landasan hukum berbentuk Peraturan Presiden.

"Tinggal menunggu gong-nya dalam tempo yang tidak terlalu lama. Manajemen talenta nasional itu mudah-mudahan segera bisa dioperasionalkan," ujar Moeldoko.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di kesempatan yang sama, menjelaskan manajemen talenta nasional akan terdiri dari berbagai ruang lingkup seperti talenta untuk bidang riset dan inovasi, talenta bidang seni dan budaya, dan talenta olahraga.

"Sekarang kita belum punya angka mudah-mudahan kita bisa mencetak berapa dari 260 juta (jumlah rakyat Indonesia ini berapa orang yang benar-benar mencapai suatu prestasi internasional dengan ukuran-ukurannya. Misalnya siapa tahu kita bisa memenangkan Nobel," ujar Suharso.