Terawan Tepis BPOM Soal Peneliti Vaksin Nusantara Warga AS: Bulenya Ngeliat Doang
ERA.id - Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membantah temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyebut Vaksin Nusantara dikerjakan peneliti asal Amerika.
Terawan yang juga penggagas vaksin berbasis sel dendritik tersebut menegaskan penelitian seluruhnya dilakukan oleh warga negara Indonesia.
"Bule masuk lihat bagaimana orang Indonesia bekerja ditonton orang bule. Berbeda dengan pandapat orang. Orang bule bekerja, orang Indonesia nonton, tidak! Di sini semua 100 persen yang bekerja orang Indonesia," tegas Terawan seperti dikutip dari kanal YouTube RKN Media, Senin (19/4/2021).
Dalam video berdurasi 58 detik itu, terlihat Terawan sedang menjelaskan mengenai Vaksin Nusantara kepada pasangan selebriti Anang Hermansyah dan Ashanti yang sedang melakukan proses pengambilan sampel darah di RSPAD Gatot Soeboroto, Jakarta beberapa waktu lalu. Pasangan selebriti ini termasuk salah satu orang yang bersedia menjadi relawan di uji klinis fase II Vaksin Nusantara.
"100 persen yang kerja orang Indonesia, bulenya ngeliat doang," ucap Anang mengulang penjelasan Terawan.
Sebelumnya, Kepala BPOM Penny Lukito membeberkan hasil temuan pihaknya terkait penelitian Vaksin Nusantara pada uji klinis fase I. Disebutkan bahwa tim peneliti vaksin sel dendritik tersebut didominasi orang asing dari AIVITA Biomedical Inc. USA yang merupakan sponsor Vaksin Nusantara. Tim tersebut lantas bekerja di Indonesia untuk meneliti vaksin yang menggunakan objek penelitian warga Indonesia.
Kegagapan tim peneliti Vaksin Nusantara di Indonesia juga terlihat saat BPOM menanyakan prihal proses pembuatan vaksin sel dendritik tersebut. Menurut Penny, yang menjawab soal proses pembuatan justru peneliti dari AIVITA Biomedical Inc. USA padahal nama peneliti tersebut tidak tercantum.
"Sedangan peneliti utama, yaitu Dr. Djoko (RSPAD Gatot Subroto) dan dr. Karyana (Balitbangkes) tidak dapat menjawab proses-proses yang berjalan karena tidak mengikuti jalannya penelitian," kata Penny dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (16/4/2021).
BPOM juga menemukan, komponen yang digunakan dalam penelitian tidak sesuai pharmaceutical grade, kebanyakan impor, hingga antigen virus yang digunakan bukan berasal dari virus Corona di Indonesia sehingga tidak sesuai dengan klaim vaksin karya anak bangsa.
Berdasarkan temuan tersebut, BPOM tak mengeluarkan izin Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis fase II Vaksin Nusantara.
Tudingan serupa juga pernah disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito yang mengungkapkan bahwa Vaksin Nusantara dikembangkan di Amerika Serikat dan diujicobakan di Indonesia.
"Vaksin Nusantara adalah jenis vaksin yang dikembangan di Amerika dan diujicobakan di Indonesia," ujar Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube BNPB, Kamis (15/4/2021).
Namun, kata Wiku, pada prinsipnya pemerintah mendukung langkah inovasi di bidang kesehatan yang dikembangkan oleh anak bangsa. Hanya saja, dukungan diberikan asal memenuhi kaidah ilmiah sehingga inovasi yang dihasilkan memiliki manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia
"Selama memenuhi kriteria, pemerintah akan memberikan dukungan," kata Wiku.