Huawei Bisa 'Nguping' dan Ambil Data Publik Lewat Jaringan Seluler di Belanda
ERA.id - Pemilik jaringan seluler terbesar di Belanda, KPN, menemukan bahwa penyuplai komponen telekomunikasi China, Huawei, bisa menguping percakapan telepon di jaringan mereka, bahkan mengetahui nomor telepon mana yang sedang disadap polisi atau pihak intelijen.
Temuan ini begitu mengejutkan hingga berusaha dirahasiakan di pihak internal KPN sendiri, sebut koran De Volkskrant.
Koran tersebut, seperti diberitakan oleh Daily Mail, (19/4/2021), mengutip laporan yang disiapkan oleh firma konsultan Capgemini untuk KPN. Di dalamnya tersebutkan bahwa Huawei punya akses atas seluruh percakapan telepon pengguna di tahun 2010, tanpa diketahui oleh KPN.
Bahkan percakapan telepon oleh Perdana Menteri Jan Peter Balkenende, menteri di pemerintahan Belanda, dan oposisi politik China yang ada di Belanda bisa dimonitor oleh Huawei.
KPN telah mengonfirmasi kebenaran laporan yang hingga kini belum dirilis oleh KPN maupun koran De Volkskrant. Perusahaan telekomunikasi itu menyebut bahwa laporan dimaksudkan sebagai hasil analisa risiko terhadap kinerja Huawei.
Laporan ini begitu mengejutkan, sebut Daily Mail, hingga kontennya pun harus dirahasiakan di kalangan internal KPN sendiri.
Pada Senin, politisi Belanda dari kedua spektrum mendesak pemerintah untuk merespons sangkut paut Huawei pada jaringan seluler yang ada di Belanda itu.
Pihak KPN menyatakan sejauh ini tidak terlihat adanya upaya pengawasan secara ilegal oleh Huawei terhadap pengguna layanan mereka, dan tidak ada data pengguna yang dicuri.
"Keberadaan KPN Mobile berada dalam ancaman serius karena lisensi bisa saja dicabut atau pemerintah dan banyak perusahaan bisa mengurangi rasa percaya mereka pada KPN apabila diketahui bahwa pemerintah China bisa menguping percakapan pengguna KPN dan mematikan jaringan ini," seperti ditulis dalam laporan itu, dikutip dari Daily Mail.
Huawei, yang menjadi penyuplai peralatan jaringan 3G dan 4G milik KPN, dikabarkan telah menolak mentah-mentah dugaan bahwa mereka melakukan pengawasan secara ilegal terhadap pengguna layanan KPN.
"Tidak ada suplier KPN yang memiliki akses 'tanpa ijin, bebas, dan tak terbatas' atas jaringan dan sistem kami, atau mampu menguping pembicaraan pengguna KPN," sebut juru bicara KPN, terkait pemberitaan De Volkskrant.
KPN juga menggarisbawahi bahwa laporan Capgemini belum menyimpulkan apakah Huawei memang benar-benar telah memonitor para pengguna atau mencuri data.