Usai Operasi, Nyak Sandang Ingin Lihat Kegantengan Jokowi
"Sekarang masih pakai obat salep. Mungkin agak sedikit ngeblur, tapi kata dokter, bukan karena kondisi matanya, tapi karena memang ada salepnya itu," sebut perwakilan keluarga Nyak Sandang, Maturidi di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (31/3/2018).
Setelah sembuh total, Maturidi mengatakan, Nyak Sandang sangat ingin melihat wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung.
"Keinginan beliau sih setelah berhasil operasi ini, ingin melihat wajah Bapak Jokowi secara langsung. Kalau kemarin cuma salaman, pegangan tangan, tapi tidak tahu wajahnya. Katanya sih presiden kita ganteng banget pengin lihat langsung. Bahkan pengin meluk, katanya," ucap Maturidi.
Selain itu, lanjut Maturidi, Nyak Sandang sudah bisa sarapan menggunakan tangannya sendiri. Nyak pun tidak mau makan menggunakan sendok, pagi ini. Saat makan pun, Nyak Sandang tidak mengalami kendala.
"Enak, suka sama makanannya," sebutnya.
Seharusnya, Nyak Sandang dijadwalkan pulang hari ini. Namun, jadwal itu ditunda karena masih ada pemeriksaan dokter pada Rabu (4/4) mendatang.
"Dokter merencanakan kita stay di sini sampai waktu kontrol, hari Rabu besok untuk kontrol kembali matanya," lanjut Maturidi.
Lanjut Maturidi, saat ini Nyak Sandang nyaman dan senang atas fasilitas pengobatan yang ia dapatkan dari pemerintah ini. Pengobatan Nyak Sandang dimulai pada Rabu (28/3) lalu, lewat operasi katarak yang dilakukan oleh tim medis dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Operasi katarak ini dipimpin oleh Kepala Departemen Mata RSPAD Gatot Soebroto, Dokter Subandono Bambang Indrasto.
Selain itu, salah satu dokter dari Tim Dokter Kepresidenan, Dokter Tjahjono D. Gondhowiardjo turut bergabung dalam tim. Tindakan operasi dimulai pukul 08.30 WIB dan selesai sekitar pukul 09.00 WIB.
"Mata kanannya sempat dioperasi di Aceh, hasilnya cukup bagus. Hanya saja retinanya sudah mengalami degenerasi karena faktor usia. Sedangkan mata kiri, itu kataraknya matur," ungkap Subandono sebagaimana dikabarkan Biro Pers Sekretariat Presiden, Jumat (30/3) lalu.
"Kataraknya cukup keras sehingga tim dokter tidak bisa menilai bagian syaraf atau bagian belakang bola mata. Jadi kita lakukan operasi katarak terhadap mata kiri," tambahnya.
Operasi ini dilakukan setelah Nyak Sandang berkunjung menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (21/3) lalu,
Di sana, Nyak Sandang bercerita ada tiga permintaannya kepada pemerintah. Pertama, ia meminta pemerintah membangun masjid di kampung halamannya di Lamno, Aceh.
Kedua, Nyak Sandang memohon agar pemerintah bisa memfasilitasinya berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji.
Yang ketiga, Nyak Sandang yang saat ini berusia 91 tahun meminta bantuan pemerintah memberi pelayanan kesehatan berupa operasi katarak kepadanya. Permintaan ini pun langsung dikabulkan.
Nyak Sandang salah satu yang disebut-sebut sebagai orang yang membantu Pemerintah Indonesia pada tahun 1940-an. Ketika itu Pemerintah Indonesia kesulitan mewujudkan mimpi untuk membeli sebuah pesawat kenegaraan.
Tahun 1948, Presiden Soekarno berkunjung ke Aceh, dia bilang pemerintah kesulitan soal dana pembelian pesawat.
Masyarakat di sana langsung berinisiatif menyumbangkan harta benda mereka kepada pemerintah, demi terwujudnya cita-cita bangsa membeli pesawat pertamanya.
Nyak Sandang ada di antara masyarakat saat itu. Demi negara, Nyak Sandang menjual sepetak tanah dan 10 gram emas dengan harga Rp100. Uang hasil penjualan harta itu kemudian diserahkan Nyak Sandang kepada pemerintah. Jumlah tersebut cukup besar waktu itu.
Saat itu, pemerintah menerima dana sebesar 120.000 SGD dan 20 kilogram emas murni hasil patungan masyarakat. Dengan uang itu, Soekarno membeli dua unit pesawat terbang yang masing-masing dinamai Seulawah R-001 dan Seulawah R-002.