Kisah Pilu 3 Anak Dianiaya dan Ditelantarkan Ayahnya yang Pemabuk di Bulukumba, Kemensos Turun Tangan
ERA.id - Kementerian sosial merespons laporan masyarakat mengenai anak yang ditelantarkan oleh orang tua kandung dj Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Tim Respon Kasus Balai Anak Toddopuli melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial dan Sakti Peksos Kabupaten Bulukumba.
Menurut pengakuan Dinar, Sakti Peksos telah mendapatkan laporan mengenai Penelantaran anak tersebut, akan tetapi belum sempat melakukan Home Visit maupun asesmen kerumah anak, disebabkan karena keterbatasan SDM dan banyaknya kasus anak yang ditangani di Kabupaten Bulukumba.
Syarifuddin, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bulukumba mengucapkan terima kasih atas respons cepat yang dilakukan oleh Kementerian Sosial.
Akhirnya Tim Respon Kasus Balai didampingi Kepala Dinas Sosial melakukan kunjungan dan asesmen kerumah anak tersebut yang beralamat di Lingkungan Kassi Kelurahan Tanah Jaya kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
"Dari hasil asesmen yang didapat anak tersebut berjumlah 3 orang yang merupakan kakak beradik, Dy (19), Ts (13), dan Fz (9)," ujar Syarifuddin dalam keterangan tertulis, Kamis (29/5/2021).
Mereka sebenarnya 4 bersaudara tetapi kakak tertua merantau ke Kalimantan, sedangkan ibu kandung mereka sudah meninggal dari tahun 2019, ayah kandung TH (50) menikah lagi dengan perempuan asli Kolaka.
Kronologi kejadian ayah sering minum minuman keras hingga mabuk dan sering memukul anak dan istrinya. Karena sering mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga, akhirnya istri melarikan diri dan pulang ke Kolaka.
Pada tanggal 17 April 2021, TH menyusul istri nya ke Kolaka dan meninggalkan ketiga anak nya. Sebelum pergi TH menjual barang-barang berharga yang ada di rumahnya.
Ketiga kakak beradik itu akhirnya hidup hanya bertiga, sang kakak mencari nafkah dengan melaut, ikut bersama pamannya yang berprofesi sebagai nelayan.
Dari pengakuan Dy pendapatan yang dia dapat tidak menentu kadang mereka tidak mendapatkan uang sama sekali, sehingga mereka sering mendapatkan bantuan makanan dari tetangga sekitar rumah. TS masih bersekolah kelas 6 SD dan telah mengikuti ujian sekolah, sedangkan sang adik FZ kelas 3 SD.
Menurut pengakuan tetangga sekitar ayah nya sudah pernah meninggalkan anak-anak mereka tetapi tidak lama dan kembali pulang ke rumah.
Keluarga mereka belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah, baik PKH, BLT, maupun Raskin.
Syarifuddin menyarankan kepada Lurah setempat agar ketiga anak tersebut dimasukkan kedalam DTKS, agar bisa mendapatkan Bantuan dari Pemerintah.
Asmawati, Pekerja Sosial Balai Anak Toddopuli di Makassar, mengharapkan perhatian dari masyarakat maupun pemerintah setempat terhadap keberlangsungan hidup ketiga anak tersebut dan dicarikan pengasuhan alternatif yakni keluarga dekat mereka.
Pihak balai juga memberikan bantuan ATENSI Kebutuhan Dasar, berupa sembako, kepada ketiga anak tersebut.