AS dan Inggris Bantah Saling Tukar Narapidana dengan Iran
ERA.id - Washington menepis laporan kanal televisi pemerintah Iran bahwa kedua negara, Amerika Serikat dan Iran, telah membuat kesepakatan untuk bertukar tahanan.
Bantahan serupa juga dilayangkan Inggris yang sedang memproses pembebasan seorang WN Inggris yang ditahan di Teheran, demikian diberitakan Associated Press, Senin, (3/5/2021).
Upaya saling bertukar narapidana antara AS dan Iran bukan hal langka, dan kedua negara sering melakukan hal tersebut selama beberapa tahun terakhir. Namun, di tengah upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mengaktifkan lagi kesepakatan nuklir Iran, isu ini menjadi cukup sensitif.
Berdasarkan laporan AP, isu ini mengemuka dengan Republik Islam Iran dikabarkan bakal membebaskan tahanan berkewarganegaraan AS dan Inggris. Sebagai imbalan, Teheran disebut bakal menerima uang miliaran dolar AS.
Sejumlah pejabat AS langsung menepis laporan ini, meski seseorang, yang diwawancarai AP dan mengetahui mengenai diskusi antar kedua negara, menyatakan bahwa negosiasi sedang berjalan lewat sejumlah perantara.
AP menulis adanya dugaan laporan dari TV pemerintah Iran bisa jadi intrik oleh kaum garis keras yang mengelola kanal TV itu untuk mengganggu proses negosiasi antara Teheran dengan negara-negara Barat di Vienna, terkait kesepakatan nuklir Iran.
Kanal TV pemerintah Iran sempat membuat pengumuman, dikutip oleh AP. "Sejumlah sumber mengatakan empat tahanan warga Iran bakal dibebaskan dan uang 7 miliar dolar AS akan diterima Iran sebagai imbalan atas pembebasan empat mata-mata Amerika," kata pembawa berita kanal TV tersebut.
Pembawa berita itu menjelaskan bahwa upaya 'pertukaran tahanan' dimungkinan oleh tekanan dari Kongres AS dan oleh "kebutuhan (Presiden Joe Biden) untuk mempertontonkan kemajuan di seputar kasus Iran."
Duta besar Iran untuk PBB, Majid Takht-e Ravanchi, belakangan menepis laporan adanya pertukaran tahanan, menyebut laporan itu "belum terkonfirmasi", seperti disampaikan kantor berita Iran IRNA.
"Iran selalu mengedepankan pertukaran tahanan yang komprehensif antar kedua negara," kata dia.
Juru bicara Departemen Dalam Negeri AS Ned Price juga langsung membantah laporan kanal TV Iran tersebut, menyebut laporan tersebut "tidak benar".
Saat ini Teheran menahan empat orang warga negara AS. Mereka adalah peneliti hingga pebisnis. Iran dituduh suka menahan warga asing sebagai alat negosiasi dengan AS.
Sementara itu, pejabat Inggris juga menepis laporan kanal TV Iran terkait pembebasan warga negara mereka, seseorang yang bekerja untuk Yayasan Thomson Reuters.
Kantor Luar Negeri Inggris, dikutip AP, mengatakan bahwa pemerintah Inggris terus "mencoba berbagai opsi untuk menyelesaikan kasus berusia 40 tahun ini, dan kami tidak akan berkomentar lebih lanjut karena negosiasi masih berlangsung."
Sang tahanan, Nazanin Zaghari-Ratcliffe, sempat dihukum penjara selama lima tahun di Iran karena dituduh berencana menggulingkan pemerintahan Iran, meski hal ini telah dibantah oleh Zaghari-Ratcliffe, pendukungnya, dan kelompok HAM.
Laporan TV Iran menyebut bahwa untuk pembebasan wanita tersebut, Inggris bersedia membayar 400 juta pounds.