Ngeri, Bocah SD di AS Bawa Pistol ke Sekolah, Tiga Orang Dewasa dan Dua Murid Ditembak
ERA.id - Seorang bocah siswa kelas enam di Rigby Middle School di Idaho Falls membawa senjata api dan menembaki guru serta rekan-rekannya secara membabi buta. Sedikitnya lima orang terluka dan menjadi sasaran peluru.
Menurut laporan USA Today, bocah itu mengeluarkan pistol dari dalam ranselnya dan mulai melakukan penembakan di lorong sekolah. Sedikitnya tiga orang dewasa dan dua siswa terluka akibat kejadian itu.
Menurut keterangan Sheriff Jefferson County, Steven Anderson, bocah itu menembak dua orang di dalam gedung sebelum akhirnya ia keluar sekolah dan menembak satu orang lainnya. Anderson juga mengatakan penembakan dimulai sejak pukul 09:08 hingga 10:30 waktu setempat.
Sementara itu siswa yang berada di dalam sekolah ketakutan akan teror yang terjadi. Mereka baru menyadari aksi penembakan itu melalui pengumuman di speaker sekolah tentang penguncian sekolah.
"Kami tidak memikirkan apa-apa pada awalnya, sampai kami mendengar langkah kaki di lorong dan kemudian kami mendengar sirene polisi dan saat itulah kami mulai menyadarinya," kata Madison Jansen, seorang siswa kelas tujuh, dikutip Local News8, Jumat (7/5/2021).
Lalu, kata Madison, ia langsung mengirimkan SMS ke semua orang yang ia kenal. Di sisi lain Yandel Rodriguez, bocah 12 tahun mengaku mendengar suara keras tiga kali dan kemudian ada teriakan.
"Guru kami pergi untuk memeriksanya, dan dia menemukan darah," kata Yandel.
Aksi penembakan itu berakhir setelah seorang guru perempuan mengambil pistol dari bocah itu. Ia juga menahan siswanya sampai aparat penegak hukum tiba di lokasi kejadian.
Pihak berwenang masih terus menyelidiki bagaimana siswa kelas enam bisa memiliki senjata api itu dan juga apa yang menjadi motif di balik serangan yang dilakukan.
Pengawas Distrik Sekolah Jefferson, Chad Martin, mengatakan sekolah akan ditutup di seluruh distrik pada hari Jumat untuk memberi siswa waktu untuk berkumpul dengan keluarga mereka.
“Ini adalah mimpi terburuk yang pernah dihadapi distrik sekolah. Kami mempersiapkannya, tetapi Anda tidak pernah benar-benar siap," ungkap Martin.
Lebih lanjut terkait tuntutan pidana yang akan menjerat pelaku sampai saat ini belum diputuskan. Penyelidik masih harus terus mendalami motif serangan dari bocah kelas enam itu.