Pelaku Bom Thamrin Berkomunikasi lewat Friendster

Jakarta, era.id - Sidang lanjutan kasus bom Thamrin dengan terdakwa Aman Abdurrahman alias Oman Rochman alias Abu Sulaiman bin Ade Sudarma kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2018).

Dalam kesempatan ini, saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Kurnia Widodo mengaku mengenal Aman Abdurrahman sejak tahun 2006. Saat itu, Aman yang masih mendekam di Lapas Sukamiskin kerap menyampaikan ceramah kepada jamaahnya melalui beberapa cara, di antaranya audio dari telepon seluler milik Aman yang tersambung dengan telepon seluler milik jamaah.

Dalam ceramahnya, kata Kurnia, Aman menyinggung banyak hal, termasuk sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia. Kata dia, sistem demokrasi Indonesia adalah kafir dan harus dilawan.

"Menurut beliau, demokrasi Indonesia ini adalah kafir. Negara NKRI ini adalah thogut," kata dia di Ruang Utama PN Jakarta Selatan.

Kurnia sempat tertarik dengan sosok Aman. Alasannya, Aman dinilai memiliki kemampuan mengajarkan tauhid yang mumpuni yang tak ia dapatkan di bangku sekolahan.

Rasa ketertarikan itu, sambung Kurnia, sempat menjadi-jadi. Dia pun mengajak orang terdekatnya untuk ikut pengajian Aman. Kurnia memperkenalkan sosok Aman kepada orang terdekatnya dengan cara berdiskusi melalui media sosial yang sempat terkenal era itu, Friendster.

"Dulu belum ada Facebook. Setelah Facebook muncul, itu juga kita manfaatkan," kata dia.

Dalam kesempatan ini pula, Kurnia sempat menyampaikan Aman merupakan petinggi ISIS di Indonesia. Bahkan, Aman memiliki pengaruh besar mengubah pandangan Ustad Abu Bakar Ba'asyir, sehingga pendiri pondok pesantren Islam Al Mu'min itu bergabung kepada ISIS. Dua informasi itu, menurut Kurnia, diperoleh dari media-media Jemaah Ansharut Daulah (JAD).

"Sebelumnya beliau (Abu Bakar Ba'asyir) tidak mudah mengafirkan kemudian waktu itu beliau belum baiat pada ISIS," pungkasnya.

Tag: ledakan bom thamrin teror bom di as