Dilaporkan ke Polisi, Ini Rekam Jejak Haikal Hassan: Ikut Jebloskan Ahok ke Penjara hingga Bukan Lulusan Pesantren
ERA.id - Penceramah Haikal Hassan Baras dilaporkan ke polisi oleh Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid karena cuitannya soal pembatalan haji. Menurut Muannas bukan kali ini saja Sekjen HRS Center itu dilaporkan ke pihak kepolisian.
Dalam cuitannya Haikal Hassan menduga bahwa pembatalan haji kali ini ada kaitannya dengan kedekatan Indonesia dengan RRC dan kezaliman terhadap Rizieq Shihab. Terlepas dari itu semua, ada sejumlah fakta menarik terkait rekam jejak Haikal Hassan.
Berikut ulasannya, yang berhasil dirangkum ERA.id dari berbagai sumber:
1. Bukan lulusan pesantren
Meski Haikal Hassan kerap memberi ceramah agama di berbagai tempat. Namun, ternyata Haikal tidak pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren (Ponpes). Haikal Hassan tercatat pernah menempuh pendidikan di SD Negeri Cawang 03 pagi, SMP Negeri 20 Jakarta, dan SMA Negeri 14 Jakarta.
Saat kecil, Haikal belajar agama melalui ceramah di kaset pita. Kaset-kaset itu dikumpulkan dan disimpan sampai sekarang. Ia juga belajar mengaji Al-Qur'an kepada Ustadz Muchtar. Saat belajar mengaji, ia mendapat inspirasi untuk menjadi pendakwah saat dewasa.
"Ustaz Muchtar ngajarin saya, orang yang mencari dunia nggak bakal dapat akhirat, tapi orang yang mencari akhirat, langsung dapat dunia. Beli kambing, tali dapat. Beli tali mengharapkan kambing, nggak bisa," kenangnya, dikutip Tagar.id.
Pria kelahiran Jakarta, 21 Oktober 1968 itu kemudian memutuskan untuk menimba ilmu agama Islam lebih dalam di sebuah perguruan tinggi di Jeddah, Arab Saudi. Akan tetapi, ia tidak betah dan kembali ke tanah air.
Haikal berhasil menyelesaikan pendidikan S1 bidang Teknik Informatika di Universitas Budi Luhur. Ia kembali pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan S2 di Fakultas Teknik Informatika WA University, Perth, Australia.
Haikal kembali tidak nyaman dengan kehidupan luar negeri. Setelah berkuliah 2 tahun di Australia, ia pun memutuskan untuk kembali pulang dan melanjutkan pendidikan di Institut Teknologi Bandung dan berhasil meraih gelar S2 di bidang Teknik Perindustrian.
2. Karier Haikal Hassan
Sebelum aktif sebagai pendakwah, Haikal ternyata sempat bekerja sebagai salesman sambil mengajar di sebuah perguruan tinggi. Ia kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan, yakni di Fakultas Filsafat Matematika Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dan bekerja sebagai konsultan sumber daya manusia, di sebuah perusahaan pertambangan.
Haikal Hassan mulai merintis karier sebagai pendakwah sejak tahun 80-an, yakni sebagai guru mengaji di sekitar kampung rumahnya. Haikal aktif berceramah agama dengan gaya dialek Betawi yang khas dan kental dengan guyonan.
3. Ikut jebloskan Ahok ke Penjara
Nama Haikal Hassan kerap dikaitkan dengan eks pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Salah satunya karena gaya ceramah dan intonasinya yang mirip dengan Rizieq Shihab. Selain itu, ia juga kerap kali satu acara dengan HRS.
Namanya pun melambung pasca aksi massa 212 pada 2 Desember 2016. Saat itu, Haikal bersama ratusan ulama dan ormas Islam membentuk sebuah koalisi nasional untuk mengawal fatwa MUI tentang kasus penistaan agama yang dilakukan mantan PLt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ia pun turut bersama ulama dan ormas Islam lain menjebloskan Ahok ke penjara.
Ahok sendiri mulai menjalani hukuman penjara pada 9 Mei 2017 setelah putusan dibacakan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara. mantan suami Veronica Tan itu divonis 2 tahun penjara karena terbukti bersalah melakukan penodaan agama atas pernyataan soal Surat Al-Maidah 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
4. Jubir Prabowo-Sandiaga
Usai aktif gerakan demonstrasi aksi bela Islam, Haikal kemudian terjun dalam politik dengan menjadi juru bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Dalam aktivitasnya, Haikal kerap memberikan ceramah dalam agenda safari politik Prabowo-Sandiaga di berbagai daerah. Haikal juga sering menampilkan sifat sangar dalam mengkritik pemerintahan melalui berbagai mimbar dakwah. Ia juga sering mencuitkan pemikiran kritisnya melalui media sosial Twitter.