40 Persen Nakes Terpapar Corona, Bandung Krisis Perawat COVID-19
ERA.id - Sebanyak 40 persen dari jumlah tenaga kesehatan (Nakes) tumbang akibat terpapar COVID-19 di Kota Bandung.
Dinas Kesehatan Kota Bandung mengaku kekurangan tenaga kesehatan untuk penanganan di Kota Bandung.
Kepala Dinas Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengungkapkan nakes yang terpapar COVID-19 bukan karena menangani pasien, tetapi berasal dari klaster keluarga.
"Kebanyakan nakes yang terpapar, itu berasal dari klaster keluarga saat momen liburan kemarin ada juga yang kecapekan namun, jumlahnya tidak besar," ungkap Ahyani di Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jalan Supratman, Selasa (15/6/2021).
Katanya, jumlah nakes di Kota Bandung sekitar 20 ribu sedangkan yang terpapar 40 persen dari jumlah tersebut.
"Bagi kami, ini sulit apalagi keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan penangan COVID-19 berada di angka 89,71 persen, tentu jumlah tersebut tidak seimbang dengan jumlah Nakes Kota Bandung yang berkurang," paparnya.
Ahyani mengatakan kendala lain yang terjadi yaitu sulit untuk menerima tenaga kesehatan, untuk itu solusinya adalah mencari relawan dan penangan COVID-19 skala mikro dimana tiap-tiap kecamatan memiliki tempat isolasi mandiri.
"Karena kami kekurangan nakes, solusinya kami mulai merekrut relawan saat pelaksanaan penangan PPKM mikro, dimana RW ikut melakukan penangan COVID-19 kepada warga sekitar, mulai dari tes swab kepada warga yang melakukan perjalan saat libur kemarin," jelas Ahyani.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Bandung dari Fraksi PKB-PSI Yoel Yosaphat menilai kalau kinerja Dinas Kesehatan sejauh ini sudah tepat.
"Saya melihat warga butuh ketegasan dari Pemerintah Kota Bandung khususnya Wali Kota, misalnya pengetatan peraturan prokes atau bisa lebih memperjelas peraturan agar warga bisa patuh, ini bertujuan untuk membantu menekan penyebaran COVID-19 di Bandung yang mulai agresif," ungkap Yoel kepada era.id, Selasa (15/6/2021).
Dirinya meyakini kalau warga bandung akan patuh apabila pemerintah berikan peraturan yang tegas.
"Kalau ada aturan yang tegas, saya yakin masyarakat akan paham dan bisa mematuhi prokes, sehingga bisa menekan jumlah COVID-19 di Kota Bandung," jelasnya.
Selain itu, Yoel mengatakan kalau masyarakat harus mulai menghapus stigma negatif kepada orang yang terpapar COVID-19, sehingga bisa membantu untuk penangannya.