Negara Miskin Baru Dapat 0,8 Persen dari Total Dosis Vaksin Covid-19

ERA.id - Lebih dari 2,62 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan di seluruh dunia, berdasarkan data pada Minggu, (20/6/2021). Sayangnya, pemberian vaksin Covid-19 tidak merata, bahkan sangat timpang di negara-negara miskin.

Dihimpun dari basis data situs Our World in Data, China menjadi yang terdepan dalam pemberian dosis vaksin, yakni 1,1 miliar lebih. Pencapaian ini disusul oleh Amerika Serikat dengan 317,17 juta dosis.

India telah menyuntikkan 276,69 juta dosis, Brazil dengan 86,47 juta, Inggris Raya 73,76 juta, Jerman 65,74 juta, Prancis 47,71 juta dan Italia dengan 45,57 juta dosis vaksin.

Indonesia berada di urutan ke-12 setelah berhasil memvaksin 35,41 juta jiwa penduduk, sedikit lebih banyak dari jumlah dosis vaksin yang telah diberikan di Rusia (35,09 juta).

Negara dengan persentase vaksinasi tertinggi berdasarkan populasi yakni Uni Emirat Arab dengan persentase hampir 145 dosis per 100 orang. Artinya, hampir setengah total warga di negara tersebut telah mendapat dua dosis vaksin.

Namun, meski program vaksinasi Covid-19 di sejumlah negara begitu masif, di bagian dunia yang lain - terutama di negara penghasilan rendah - vaksinasi belum merata.

Our World in Data mencatat bahwa dari total dosis vaksin yang sudah diberikan, hanya 0,8% saja yang diterima warga negara miskin. Lainnya, diberikan ke warga negara berpenghasilan tinggi (42,6%), negara menengah-atas (32,1%) dan menengah-bawah (9,4%).

Ini menunjukkan masih timpangnya sebaran stok vaksin Covid-19 di berbagai belahan dunia. Padahal, banyak pakar kesehatan sudah menggarisbawahi bahwa pandemi belum akan selesai bila masih ada komunitas negara yang mengalami wabah infeksi corona.

Sejak Desember 2019, pandemi telah menyebabkan lebih dari 3,86 juta orang di 192 negara dan kawasan meninggal, dengan 178,27 juta lebih kasus dilaporkan di seluruh dunia, menurut Universitas Johns Hopkins yang berbasis di AS.

AS, India dan Brazil masih menjadi negara terparah di dunia yang mengalami wabah virus corona.