Boediono 'Contek' Pemerintah Singapura soal Birokrasi

Jakarta, era.id - Mantan Wapres RI Boediono mengaku dirinya dapat banyak pelajaran birokrasi dari pemerintahan di Singapura. Hal itu diungkapkan Boediono dalam orasi ilmiahnya di acara Dies Natalis ke-3 Fakultas Ilmu Administasi Universitas Indonesia, Depok, Jumat (13/4/2018).

Boediono menuturkan, dia pernah bertemu dengan mantan PM Singapura, Lee Kuan Yew dan membicarakan banyak hal.  Dari situ, dia berpendapat Singapura memiliki keseriusan dalam membuat konsensus antar birokratnya. Keseriusan itu menyasar tiga hal pokok yakni pendidikan, ekonomi, dan politik.

"Ini karena ada konsensus di antara elite politik. Itulah barangkali pelajaran utama yang dapat kita tarik dari pengalaman mereka," tutur Boediono dalam orasinya.

Boediono menambahkan, negara-negara maju memiliki keseriusan dan komitmen tinggi dalam membuat perubahan di birokrasinya. Satu hal yang cukup disorot dan ditekankan mantan Gubernur BI itu adalah mampu terombaknya birokrasi kolonial yang korup menjadi sangat bersih.

"Singapura berhasil mengubah penyakit birokrasi kolonial yang korup dengan yang bersih sejak reformasi dicanangkan pada 1959. Jadi kepemimpinan sangat memberikan teladan. Faktor inilah yang seringkali tidak bisa dipenuhi negara-negara berkembang," jelasnya.

Selain itu, Pemerintahan Singapura juga menanamkan core values berupa rasa bangga dalam diri warga negaranya. Sehingga, hampir semua pelajar yang belajar di negeri orang akan kembali pulang untuk membangun negaranya.

Oleh sebab itu, Boediono terus mengingatkan kepada para pemilik otoritas untuk terus membangun kesadaran serta konsistensi dalam menjalani segala kebijakan. Harapannya adalah Indonesia dapat mengikuti jejak negara-negara maju di Asia dengan serius dalam memperbaiki birokrasi demi kemaslahatan bersama.

"Rahasia keberhasilan adalah konsisten, fokus, dan berkesinambungan," tuturnya.

Tag: