Mengaku Pernah Jadi Jurnalis, Kini Jerinx Tantang Najwa Shihab Soal Berita Covid-19
ERA.id - Tak hanya para selebriti, kini Jerinx tampak menantang jurnalis Najwa Shihab. Melalui unggahan di Instagramnya Jerinx menuliskan surat terbuka untuk Najwa agar mengundang tokoh-tokoh yang memiliki pemikiran berbeda mengenai COVID-19 di Indonesia.
Suami Nora Alexandra itu mengatakan bahwa dirinya juga pernah berkarier di dunia jurnalis dan mengerti bahwa jurnalistik haruslah netral. Namun, menurutnya Najwa Shihab tak netral dalam memberitakan mengenai virus corona di program yang dipandunya Mata Najwa.
"Saya pernah kok jadi jurnalis. Saya tahu persis kalau jurnalisme itu harus netral. Sayangnya, sejak pandemi ini mbak @najwashihab tidak pernah sekalipun mengundang narasumber yang tidak senarasi dengan narasi resmi para entitas global," tulis Jerinx.
Jerinx mengunggah foto foto Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Pol. Dharma Porengkun. Menurutnya orang-orang ini memiliki pendapat yang beda mengenai kasus virus corona dan pantas untuk diundang di program Najwa.
"Jendral @pongrekundharma88 dari Divisi Siber Indonesia ini sejak SEBELUM pandemi sudah menyuarakan narasi yg berbeda dengan narasi “resmi” versi globalis. Silakan cek IG beliau," ujar Jerinx.
"Beliau bukan orang sembarangan. Posisi beliau di Jakarta. Tidakkah kalian merasa 'aneh' hingga kini mbak Najwa tidak berusaha mengundang beliau? Ada apa denganmu Mbak?" lanjutnya.
Tak hanya itu, Jerinx juga menyarankan Najwa untuk mengundang mantan Menteri Kesehatan , Siti Fadilah Supari, Dr. Ichanasuddin Noorsy, dan Dr. Samuel L Simon ke acaranya.
Lebih lanjut, Jerinx juga mengatakan bahwa jika sarannya ini tidak didengar maka masyarakat akan berasumsi bahwa media yang dikembangkan oleh Najwa, yakni Narasi TV merupakan media yang tidak netral dan tidak mengedepankan informasi untuk masyarakat Indonesia.
"Jika unggahan ini tidak mampu mengubah keputusan tim @narasi.tv @narasinewsroom untuk mengundang nama-nama yang saya sebut di atas, salahkah jika rakyat berasumsi bahwa kalian adalah media milik globalis bukan milik rakyat Indonesia?" tutup Jerinx.