Luhut Sebut Indonesia 'Untung' Ada Jokowi Saat Pandemi COVID-19, Kenapa?
ERA.id - Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini beruntung Indonesia memiliki presiden seperti Jokowi. Ia menyebut paling tidak, masyarakat mencontoh pemimpin yang baik.
"Tapi kan kita untung ada seperti Pak Jokowi, paling tidak kita nggak nyontoh pemimpin yang nggak bener gitu. Karena presidennya nggak maling, kita pun mikir-mikir mau maling, katakanlah begitu," kata Luhut dalam Youtube Deddy Corbuzier, Selasa (6/7/2021).
Pernyataan Luhut tersebut menjawab pertanyaan Deddy soal dalam kondisi pandemi COVID-19, masyarakat merasa dipermainkan dan pemerintah diuntungkan. Luhut pun melanjutkan, menurutnya Jokowi merupaka sosok pemimpin yang sederhana, kerja keras, maunya benar, dan tanggung jawab.
"Mau cari darimana kaya gitu, berani. Kan saya tentara, saya tahu banyak mantan-mantan komandan saya. Yang saya lihat style-nya Pak Jokowi ya something, saya pernah ngomong gitu bapak harusnya masuk kopassus," kata Luhut.
Ia pun mengaku 'nurut' pada Jokowi. Sebab ia berprinsip untuk menaati sistem. Sebab bila tak suka terhadap sesuatu, maka ia akan resign atau diam.
"Sekarang proses pengambilan keputusan, Deddy bisa lihat cepat dan berani. Saya berapa kali testing kok. Kan sy lebih tua dari presiden. dr segi umur, maaf ya bukan apa-apa, tapi saya lihat ini presiden boleh berani, ndak apa-apa Luhut, kerjain aja, saya tanggungjawab, itu satu bentuk pemimpin yang menurut saya kita patut contoh. Dan ngga ada kepentingan pribadi, karena saya pasti tahu, karena beliau nggak ada kepentingan pribadi," katanya.
Menurutnya, bila semua pihak mau disiplin maka Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan 'jalan'. Masalahnya, saat ini masyarakat tak disiplin.
"Kita suka masih berkicau dengan pikiran-pikiran kita sendiri. Ini kurang keras, ini keras, ini harus begini. Padahal sebenarnya ini barang nggak ada yang bisa duga. Ini kan kita nggak tahu musuh kita darimana, di setiap tempat dia ada. Kalau anda yang salah atau saya saja yang salah, akibat saya kena, its okay, tapi kalau akibatnya Deddy gara-gara saya jadi kena, yang lain juga kena, itu kan tanggung jawab moral kita. Ini kan masalah kemanusiaan," kata Luhut.
Ia membantah kalau Presiden disebut hanya bicara soal ekonomi. Sebab yang dipikirkan rakyat kecil. Kalau kondisi berlama-lama seperti ini maka yang paling menderita rakyat kecil.
"Tapi orang selalu kaitkan tidak berani membuat keputusan. Presiden minta kita bicara supaya berimbang, equilibriumnya dimana, itu ndak mudah memang," katanya.
Ia menyebut banyak intelektual-intelektual yang mungkin sebagai pemimpin tidak memberikan contoh yang baik. Padahal seharusnya seorang pemimpin harus loyal pada sistem dan jabatan.
"Kalau kau tidak berikan contoh yang baik. Anak buahmu, rakyatmu gimana. Jadi kalau kau punya pemimpin nggak beri contoh, kalau saya lihat atasan saya cawe-cawe bisnis kiri kanan, saya pikir-pikir boleh juga nih, gue ikut juga nih, nyontoh, itu alam," katanya.