Demi Bantu Keuangan Keluarga, Bocah Ini Jualan Cilok Keliling Kampung
ERA.id - Pilu sekali. Seorang bocah bernama Khorul Anwar, mesti turun tangan untuk berjualan cilor atau aci telor di Kabupaten Sukabumi.
Anwar adalah siswa kelas VI SD di Desa Ciheulang Tonggoh, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Sembari sekolah, Anwar membantu orang tuanya berjualan cilor.
Anwar lahir dari keluarga yang kurang mampu. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya lumpuh, sementara adiknya masih kecil.
"Jualan itu keinginan dia sendiri. Awalnya pengen beli sepeda, kata bapaknya jangankan beli sepeda, untuk makan saja susah. Setelah itu, dia (Anwar) merajuk ingin dibuatkan gotongan seperti bapaknya, dia ingin jualan kemudian hasilnya ditabung buat beli sepeda," kata Ai Siti Rohmah, ibu kandung Anwar, Rabu (7/7/2021), dikutip dari detikcom.
Walau sudah berjualan hampir 10 bulan, Anwar belum bisa membeli sepeda. Setiap menerima uang, semuanya terpakai untuk membantu kebutuhan keluarganya.
"Sudah hampir 10 bulan (hasil) jualan enggak ada. Ada simpanan tapi sedikit, kan kakaknya harus beli pampers, harus beli ini itu. Adiknya sakit, pakai saja (uangnya) untuk itu. Kadang bapaknya sakit juga, akhirnya pakai uang simpanan, itu juga inisiatif dia. Sebenarnya saya juga kasihan, tapi mau bagaimana lagi," ujar Ai.
"Kadang dia suka nanya, 'mah uang masih belum cukup ya. Ya sudah jualan lagi saja'" ucap Ai menirukan ucapan Anwar.
Anwar sendiri berjualan di kampungnya, kadang mangkal di sekolah madrasah. Selama berdagang, ia tak malu. Toh, pekerjaannya itu baik menurutnya.
"Dia pikul tanggungan sendiri, keliling kampung, ke sekolah terus ke pengajian, kadang habis kadang enggak. Kalau habis dapat Rp 80 ribu, dibelanjain modal Rp 50 ribu, kalau enggak habis ya nombok, kalau sepi paling hanya dapat Rp40 ribu," kata Ai.
Taufikurahman, ketua RW setempat, membenarkan kondisi Anwar. Katanya, biasanya Anwar dibantu oleh tetangganya.
"Di mata saya, Anwar anaknya rajin membantu ortunya karena kondisi keadaan ekonomi keluarganya yang sulit. Makanya dia bertekad mencari uang sendiri. Dulu dia jualan cilok, sekarang cilor dipanggul. Biasanya dia mangkal di madrasah, lalu ke perkampungan," kata Taufik.
"Bapaknya juga jualan cilok, mang Dulloh suka berkeliling. Sementara ibunya jualan di rumah sambil mengurus anak pertama yang lumpuh dan sakit. Setahu saya mereka keluarga PKH, kondisi rumah sudah lama di situ, itu juga bantuan dari rutilahu. Ada lima jiwa yang tinggal di rumah itu," tutur Taufik menambahkan.