Klaim Produknya Penangkal Covid-19, Brand Pakaian Australia Didenda Rp53,4 M
ERA.id - Sebuah perusahaan pakaian olah raga Australia didenda 5 juta dolar Australia atau Rp53,4 miliar karena mengklaim pakaian mereka sanggup "memberantas" virus Covid-19 dan mencegah penyebarannya.
Melansir BBC, (23/7/2021), merek Lorna Jane menawarkan produk pakaian yang konon menggunakan "teknologi mutakhir" bernama LJ Shield. Teknologi ini diklaim mampu mencegah penyebaran "segala jenis patogen".
Namun, dalam sebuah persidangan, hakim menyatakan bahwa klaim perusahaan tersebut bersifat "eksploitatif dan berbahaya". Keputusan ini pun telah diterima oleh pihak Lorna Jane, sebut BBC.
Sang produsen sendiri beralibi mereka telah dikecoh pihak penyuplai. Direktur Eksekutif Lorna Jane Bill Clarkson menyebut ada penyuplai yang menjual pada mereka produk "yang tidak bekerja sesuai yang mereka janjikan".
"Mereka memperdayai kami dengan menyebut teknologi LJ Shield sudah dipasarkan di Australia, AS, China, Dan Taiwan, dan bahan tersebut bersifat anti-bakteri dan anti-virus. Kami awalnya yakin kami sedang menawarkan hal baik kepada para pelanggan."
Gugatan terhadap merek activewear tersebut diajukan oleh Australian Competition & Consumer Commission (ACCC) tak lama setelah Lorna Jane mulai memasarkan pakaian pada Juli tahun lalu, atau di awal pandemi.
Pada Jumat, pengadilan federal Australia merilis salinan putusan persidangan yang menyebut Lorna Jane "menunjukkan pada konsumen bahwa klaim mereka berdasarkan pada data ilmiah dan teknologi" padahal sebenarnya tidak.
Denda Rp53,4 miliar yang diberikan pada Lorna Jane didasarkan pada putusan bahwa perusahaan tersebut "membuat pernyataan yang keliru dan menyesatkan kepada konsumen dan terlibat dalam perbuatan yang bisa menyesatkan publik."
Rod Sims, kepala ACCC, menyatakan bahwa iklan produk Lorna Jane menyasar keinginan konsumen untuk memiliki proteksi lebih baik terhadap pandemi.
"Tindakan ini sangat mengerikan karena membuat klaim yang hebat tentang kesehatan masyarakat padahal mereka tak memiliki bukti apa-apa untuk itu."
Belakangan perusahaan juga mengakui bahwa sang pendiri sekaligus direktur kreatif, Lorna Jane Clarkson, menyetujui materi iklan LJ Shield, dan dengan sadar membuat pernyataan keliru di dalam rilis pers dan video Instagram perusahaan itu.