Kemenkes: Persebaran COVID-19 Varian Delta Hampir Merata di Seluruh Indonesia
ERA.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut COVID-19 varian Delta hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia. Hal itu diketahui dari pemeriksaan genomic sequencing di laboratorium selama periode Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga PPKM Level 3 dan 4.
"Varian Delta mendominasi 85 persen spesimen yang dilakukan sequencing dalam 60 hari terakhir, dan berasal dari 24 provinsi, sehingga dapat dikatakan persebaran ini hampir merata di seluruh Indonesia," ujar Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis yang dikutip pada Senin (2/8/2021).
Nadia mengatakan, jejaring laboratorium genomic sequencing untuk memetakan virus di bawah komando Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) terus berupaya menelusuri pola persebaran varian COVID-19 di Indonesia.
Nadia menjelaskan, sejak awal tahun 2021 hingga 28 Juli, Indonesia telah melaporkan 3,651 hasil sequencing atau pengurutan, ke dalam database global. Tercatat di dalamnya, 3 dari 4 varian virus Corona yang harus diwaspadai, yaitu varian Alfa, Beta dan Delta.
Adapun saat ini tercatat tren penambahan kasus masih tinggi dengan rata-rata 40 ribuan kasus per hari. Sementara potensi penularan varian Delta sangat tinggi dan menjadi salah satu faktor meningkatnya angka kematian.
"Bisa dibilang, tidak ada wilayah yang betul-betul steril dari COVID-19. Pemerintah sangat mewaspadai hal ini, dan mengharapkan kolaborasi segenap pihak mulai dari tingkat individu untuk mengatasinya," kata Nadia.
Untuk menekan menekan penyebaran COVID-19, pemerintah melakukan penguatan testing dan tracing terutama di pemukiman padat penduduk. Mekanisme tracing atau pelacakan juga akan menggunakan sistem perangkat lunak Silacak untuk memudahkan mengetahui kontak erat pasien. Kontak erat akan diarahkan melakukan karantina dan entry test.
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan volume testing dari sekitar 300 ribu menjadi 500 ribu testing per hari. Kemudian, percepatan vaksin untuk menaikkan imunitas tubuh. Vaksinasi juga mengurangi risiko tertular, menderita sakit berat, bahkan risiko kematian dari pasien terjangkit COVID-19.
Sebagai tindak pencegahan penyebaran, anggota masyarakat yang terdeteksi sebagai kasus positif, diharapkan langsung melapor kepada petugas setempat agar dapat dipantau dan dihubungkan dengan akses kesehatan. Kemudian yang harus segera dilakukan adalah upaya pemutusan transmisi; yaitu isolasi serta penelusuran kontak erat. Setelah kontak erat ditemukan, atau dengan suka rela melapor, maka proses selanjutnya adalah karantina dan tes SWAB terhadap kontak erat tersebut.
"Itu adalah upaya awal memutus rantai penularan di tingkat individu. Karenanya, memang kerja sama dari pihak keluarga dan kontak erat pasien sangat diharapkan, agar petugas mendapatkan informasi aktual," pungkasnya.