Nahas, Nelayan Hilang di Laut Banda, Sempat Berenang ke Pantai karena Kapal Terbalik

ERA.id - Salah seorang dari 28 nelayan yang tenggelam bersama longboat di perairan laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah pada Sabtu, (7/8/2021) dinihari diduga kuat karena kelelahan dan tenggelam saat berusaha berenang menuju arah pantai.

"Posisi tenggelamnya longboat tidak jauh dari tepian pantai, tepatnya di pantai Desa Tanah Rata (Pulau Banda), sehingga saat tenggelam pukul 03:00 WIT, sebagian korban berenang dan sebagian lagi ditolong nelayan yang melintas pada saat itu," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon Mustari di Ambon, Minggu, melansir ANTARA.

Berdasarkan informasi yang didapatkan, untuk satu orang nelayan yang hilang atas nama Herson Launa (28), saat itu berusaha berenang ke tepi pantai bersama satu temannya, namun karena dalam situasi gelap mereka terpisah, sehingga temannya tidak bisa melihat dan mendengar suara korban.

"Sehingga, kuat dugaan korban mengalami kelelahan saat berenang menuju pantai dan tenggelam," ujar Mustari.

Tim SAR gabungan yang terbagi dalam dua regu saat ini kembali melakukan operasi SAR hari kedua untuk mencari korban.

SRU pertama mulai mencari korban pada pukul 08:00 WIT menggunakan RIB 07 melakukan pencarian dengan jarak kurang lebih 4 NM, Heading 33,28° arah Timur Laut dari LKK, sedangkan SRU dua menggunakan longboat masyarakat melakukan pencarian dengan jarak kurang lebih 2 NM, Heading 83,23° arah Timur dari LKK.

Longboat nahas tersebut bermuatan 28 orang berangkat dari Pulau Banda pada tanggal 6 Agustus 2021 pukul 17:00 WIT menuju Fishing Ground di perairan Pulau Banda.

Setelah selesai melakukan aktivitas memancing, di perjalanan pulang longboat tersebut di hantam gelombang tinggi pada pukul 03:00 WIT mengakibatkan longboat itu tenggelam.

Dalam musibah ini setidaknya 27 orang nelayan dilaporkan selamat dan satu orang masih dalam pencarian tim SAR.

Unsur SAR yang terlibat dalam operasi SAR hari kedua, antara lain dari Pos SAR Banda, Polsek dan Koramil serta Polairud Banda, serta dibantu masyarakat sekitar. Sementara alat angkutan yang digunakan, di antaranya RIB 07 Basarnas Banda, Kapal Patroli PSDKP Napoleon 105, dan longboat masyarakat.