Refly Beberkan 3 Orang dalam Istana yang Tak Disukai Mega dan PDIP, Luhut Termasuk
ERA.id - Istana kepresidenan dikabarkan menghangat, usai Ketua Umum PDIP Megawati secara terang-terangan menyebut bahwa kondisi bangsa yang sedang diterpa pandemi Covid-19, mestinya dikomandoi langsung oleh presiden.
“Saya bilang sama Bapak Presiden, Bapaklah yang namanya kepala negara, Presiden RI yang harus langsung. Karena ini persoalannya adalah extraordinary,” tegas Megawati.
Komentar Mega itu langsung menimbulkan dugaan kalau ada ketegangan antara Mega dan Luhut. Sebab diketahui, sejauh ini memang pensiunan tentara tersebut lebih banyak mengurusi penanganan pandemi.
Buktinya, ia menjadi Koordinator PPKM Darurat dan Level 4 untuk Jawa dan Bali. "“Melihat porsi kuasa Luhut dalam periode kedua ini, tidak berlebihan jika ada tafsir ia lebih berpengaruh dibanding Megawati,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, dikutip dari RMOL.
“Pilihan Jokowi pada Luhut atau Airlangga berpeluang membuat hubungan Jokowi dengan PDIP merenggang, dan Megawati berusaha untuk minimalkan peran Luhut,” tutur Dedi.
Bukan cuma Dedi, pengamat politik Salim Said juga pernah mengaku kalau Jokowi berusaha keras mempertahankan Luhut dalam jajaran kabinetnya selama dua periode.
Padahal, partai milik Megawati, memiliki hubungan buruk dengan sosok Luhut yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
“Tapi satu hal yang tidak bisa dilakukan dan dipaksakan kepada Jokowi adalah Luhut Pandjaitan,” kata Salim Said dalam sebuah diskusi online di saluran Youtube Hersubeno bertajuk ‘Negara ini Dikuasai Kumpulan Oligarki’.
“Megawati tidak suka sama dia (Luhut). Itu sebabnya, Jokowi punya akal, tadinya kan mau dijadikan menteri pada kabinet pertama di masa lalu. Karena tidak disetujui Megawati, dibikin akal lahirlah Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia yang sekarang diduduki oleh Moeldoko,” lanjut Salim Said, di menit ke-33 diskusi tersebut.
Kata Salim, Jokowi memang lihai berstrategi demi mempertahankan Luhut dalam kabinetnya.
“Itu taktiknya, makanya saya bilang Jokowi itu lihai juga, perlahan-lahan dia pindahkan Luhut menjadi Menko (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman) kemudian Menko lagi ditambah lagi bebannya dengan investasi (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia). Artinya ini orang penting betul, sehingga Jokowi tidak mau melepaskan meskipun Ibu Mega tidak senang dengan Luhut,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan mantan Komisaris Utama PT Pelindo I, Refly Harun. Ia bilang, ada 3 sosok dalam kabinet yang sebenarnya tak sejalan dengan Mega.
"Konon juga tak disukai PDIP. Selain LBP (Luhut Binsar Pandjaitan), juga Rini Soemarno (mantan Menteri BUMN), dan Andi Widjajanto (mantan Sekretaris Kabinet)," tutur Refly dikutip dari chanel Youtube-nya, Senin (9/8/2021).