Buruh Tolak Pabrik Beroperasi 100 persen Sebelum Terbentuk Herd Immunity
ERA.id - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan, tingkat penularan Covid-19 di perusahaan menurun.
Dari yang sebelumnya di kisaran 10 persen, sekarang hanya 5 persen. Data ini diperoleh dari 500 quisioner yang disebarkan KSPI, tetapi yang kembali hanya di kisaran 400 quisioner.
“Memang sudah menurun, tetapi masih ada. Dari data kami, tingkat kematian juga menurun. Yang tadinya rata-rata dalam 2 minggu bisa 10-20 orang meninggal, sekarang 2-4 orang,” ujarnya, Senin (23/8).
Menurutnya, hal ini karena ada upaya dari perusahaan dan KSPI yang dibantu pemerintah dan Mabes Polri untuk menurunkan penularan Covid-19, dengan memberikan vaksin gratis di beberapa perusahaan yang buruhnya menjadi anggota KSPI di mana jumlahnya mencapai 20 – 30 ribu vaksin.
Namun demikian, jumlah vaksin gratis ini masih terbatas. Belum seluruh buruh tervaksin. Padahal, herd immunity belum terjadi kalau 50 persen masyarakat dalam hal ini buruh belum tervaksin. Buruh yang belum mendapatkan vaksin, terutama di perusaan padat karya seperti tekstil dan garmen.
Kalau ada pertanyaan, apakah perusahaan yang sudah melakukan relaksasi dengan orientasi ekspor berpotensi terjadi penularan? Untuk menjawab ini, kata Said Iqbal, pertama perlu disampaikan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tetap beroperasi 100 persen, bahkan sebelum PPKM diberlakukan.
Perusahaan tetap beroperasi 100 persen, karena mereka mendapatkan izin IOMKI dari Menteri Perindustrian.
“Jadi kebijakannya nggak nyambung. Yang satu bilang harus beroperasi 50 persen, tetapi yang satunya boleh beroperasi 100 persen,” ujar Said Iqbal.
Dia menyanyangkan kebijakan antar kementerian yang terkesan tidak sinkron.
“Oleh karena itu, harus diperiksa apakah perusahaan yang tetap berjalan 100 persen sudah terjadi herd immunity atau belum. Karena perusahaan padat karya yang berorientasi ekspor seperti tekstil, garmen, dan sepatu banyak buruhnya yang belum divaksin.”
“Hal yang lain, KSPI meminta agar buruh yang melakukan isolasi mandiri (isoman) bisa mendapatkan vitamin dan obat-obatan gratis yang disediakan melalui jaringan klinik dan rumah sakit BPJS Kesehatan. Sehigga mereka bisa cepat pulih ketika terpapar Covid,” pungkas Said Iqbal.