Mahasiswa UGM Kembangkan Alat Penyimpanan Vaksin Covid-19, Bisa Jangkau Daerah Terpencil dan Irit Energi
ERA.id - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan alat penyimpanan vaksin Covid-19 yang praktis dan hemat energi, Smart Vaccine Tube. Alat ini diharapkan membantu terbentuknya kekebalan kelompok di daerah terpencil.
Smart Vaccine Tube berbentuknya kotak ringan yang dapat digendong atau disandang layaknya tas. Pengembangan alat tersebut masuk dalam program PKM-KC yang berhasil mendapat pendanaan penuh dari Kemendikbud Ristek tahun 2021 ini.
“Tujuannya alat penyimpanan vaksin ini (agar) dapat mempercepat akselerasi program vaksinasional terutama ke daerah terpencil, seperti daerah 3T. Harapannya jumlah target sasaran vaksinasi di Indonesia bisa tercapai dan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity) dalam waktu dekat sehingga semuanya bisa normal kembali,” ungkap Muhammad Rizqiansyah, ketua tim Smart Vaccine Tube, dikutip dari siaran pers UGM, Rabu (1/9).
Selain Rizqi yang mahasiswa teknik Fisika 2018, tim beranggota Ananda Fikri Nugroho (Teknik Fisika 2018), Devara Zain Al Adid (Teknik Elektro 2018), Kaninda Khairunnisa (Teknik Fisika 2019), dan Fauzian Sekar Indrasyah (Farmasi 2019).
Smart Vaccine Tube berbasis dari teknologi superthermos. Alat itu menggunakan bahan berupa aluminium bubble foil dan sterofoam yang dirancang memiliki empat layer (lapisan) dari luar. Suhu dalam kotak didinginkan menggunakan peltier. Pada bagian atas, penutup luar, terdapat LCD dan indikator LED yang berfungsi untuk memonitoring temperatur dalam kotak.
Indikator LED tersebut akan bewarna hijau jika temperatur dalam kotak berada diantara 2,5-7,5oC. Selanjutnya ia bewarna kuning jika temperatur berada diantara 2-2,5oC atau 7,5-8oC dan bewarna merah jika temperatur dalam kotak di luar suhu 2-8oC.
Dalam Smart Vaccine Tube terdapat wadah vaksin yang dibuat dengan teknologi 3D printing. Wadah ini berfungsi sebagai dudukan vaksin agar terhindar dari goncangan selama pendistribusian. Dengan keunggulan itu, Smart Vaccine Tube dibuat dengan biaya terjangkau dan karakteristik penyimpanan cukup lama sekaligus hemat energi.
Alat ini diharapkan mempercepat vaksinasi di daerah terpencil. Dilansir dari lama resmi Kementerian Kesehatan RI, dari sasaran vaksinasi lebih kurang 208 juta penduduk, hingga 31 Agustus 2021, vaksinasi dosis 1 baru terlaksana 30% atau sekitar 60 juta. Sedangkan vaksinasi dosis 2 baru terc apai 17% atau sekitar 35 juta.