Momen Ganjar Dampingi Buruh Ikut Vaksinasi: Lebih Takut Disuntik Vaksin atau Dimarahi Istri?

ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau vaksinasi Covid-19 di Magelang, termasuk meluncurkan mobil vaksin yang menjangkau vaksinasi di destinasi wisata super prioritas Borobudur.

Tujuan pertama Ganjar adalah vaksinasi di gedung Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma). Vaksinasi yang menargetkan 800 suntikan itu diikuti ratusan orang, dari mahasiswa hingga buruh.

Seorang warga, Suparman, mengaku takut menjalani vaksinasi.

“Pak njenengan (anda) kerja di mana? Tahu di sini ada vaksin dari mana? Kok baru sekarang vaksin?” kata Ganjar.

“(Tahu) Dari pabrik, baru sekarang karena takut,” ujar Suparman.

Ganjar pun menggoda Suparman.

“Pak njenengan lebih takut mana, takut disuntik opo diseneni bojone (atau dimarahi istri)? Mosok awake gede kok jirih (masak badannya besar kok takut),” seloroh Ganjar disambut tawa hadirin.

Ganjar berharap agar vaksinasi di tingkat daerah tetap diprioritaskan kepada lansia. Sebab mereka golongan masyarakat dengan resiko tinggi terpapar Covid-19.

Seperti saat menyambangi lokasi vaksinasi berikutnya di Desa Karangrejo Borobudur, Magelang, Ganjar menyaksikan vaksinasi pada seorang lansia, Mbah Tariyem (91).

"Mbah, njenengan sampun disuntik? Disuntik nopone (apanya)?” tanya Ganjar sembari berjongkok di hadapan Mbah Tariyem.

Sampun. Disuntik teng mriki (di sini). Disuntik ben kepenak (biar enak),” tutur Mbah Tariyem sambil menunjuk tangan kiri.

Saat itu, Ganjar belum tahu nama Mbah Tariyem. Namun suasana jadi ger-geran kala Ganjar memanggil nama pemilik sertifikat vaksin dan si nenek yang maju.

“Lho, Tariyem kin jenengan to? Oalah, niki angsal sertifikat. Mangke digadaike (nanti digadaikan),” ujar Ganjar yang dibalas oleh cubitan Mbah Tariyem.

Tariyem salah satu warga yang divaksin di bus vaksin. Pemprov Jateng meluncurkan dua dari lima bus vaksin sebagai vaksinasi bergerak.

Harapannya, bisa menjangkau area-area yang sulit terjangkau dan melakukan jemput bola untuk kelompok lansia dan warga berisiko tinggi.

“Kita tahu meskipun Jawa Tengah itu tengahnya Jawa. Tapi remote areanya masih banyak dan kita membikin vaksinasi bergerak ini, harapannya kita bisa menjangkau area-area yang selama ini sulit terjangkau,” ujar Ganjar.

Apalagi, lanjut Ganjar, angka kematian didominasi oleh kelompok lansia, kelompok dengan penyakit bawaan, dan mereka yang belum divaksin.

“Kalau ini semua bisa kita tutup jadi satu, maka (penularan Covid-19) ini akan bisa kita cegah agar mereka bisa beraktivitas,” ujarnya.

Selain untuk kelompok rentan di wilayah pelosok, Ganjar mengatakan, bus vaksin diluncurkan di Borobudur karena menjadi wilayah Destinasi Super Prioritas. Harapannya bisa segera menggerakan ekonomi.

“Kita ingin menggerakkan untuk pelaku pariwisata semuanya sudah tervaksin. Mau kita dorong kita gerakkan semuanya. Nah, kalau mereka (pelaku pariwisata) sudah (divaksin), nanti kita akan segera ujicoba untuk dibuka agar ekonomi segera menggelinding,” ujarnya.

Apalagi, sejumlah event juga telah disiapkan, seperti Borobudur Marathon dan Tour de Borobudur.

Ganjar pun meminta bus vaksin disosialisasikan. “Saya lagi berikhtiar terus menerus, sudah bicara dengan menteri kesehatan, bahkan saya udah bicara langsung dengan Bapak Presiden agar kita bisa lebih cepat (vaksinasinya),” katanya.