Hormati Rekan yang Gugur di World Trade Center, Pensiunan Pramugara Rela Jalan Kaki 300 Kilometer
ERA.id - Seorang pensiunan pramugara rela menempuh jarak 200 mil atau sekitar 321 kilometer untuk mengenang rekan-rekannya yang gugur di World Trade Center 9/11. Perjalanan itu ditempuh dengan berjalan kaki sambil mendorong gerobak minuman di maskapai.
Paul Veneto, pensiunan pramugara membuktikan kecintaan dan juga penghormatan tertingginya untuk para rekan dan kerabat yang gugur di aksi teror World Trade Center 9/11.
Veneto tercatat memulai perjalanannya sambil mendorong serta gerobak minuman maskapai dengan riasan pita berwarna hitam sebagai penanda berkabung. Bukan hanya itu saja, di sekeliling gerobak minum itu juga disertai oleh foto-foto kerabatnya yang gugur di insiden 9/11.
Perjuangan Veneto untuk sampai di Ground Zero, New York sediktinya membutuhkan waktu tiga minggu. Aksi ini dia mulai pada 21 Agustus 2021 dari Bandara Boston Logan. Setelah berjalan 321 kilometer, Veneto berhasil tiba di Ground Zero, Sabtu (11/9/2021) sekitar pukul 13:15 waktu setempat.
Ground Zero sendiri merupakan titik kumpul ribuan orang untuk bergabung dan menghormati para korban World Trade Center 9/11. Sedikitnya aksi teror 20 tahun lalu itu merenggut hampir 3.000 nyawa.
"Saya berdiri di sini sekarang di Ground Zero bersiap-siap untuk pergi dan saya sedikit emosional," kata Veneteo, dikutip Today, Senin (13/9/2021).
"Saya mencapai apa yang saya ingin lakukan, tetapi rasanya tidak nyata ketika saya berjalan dengan nama-nama ini di dinding di sini," lanjutnya.
Lihat postingan ini di InstagramPerjalanan penuh perjuangan itu dia dokumentasikan melalui Instagram pribadinya dan juga situs web Paulie's Push, yang setiap pemberhentiannya selalu diperbarui.
Nantinya hasil dari Paulie's Push itu akan diberikan ke keluarga rekan kerjanya yang gugur serta Power Forward 25 niralaba, yang membantu mereka berjuang dengan kecanduan.
Veneto pernah mengakui bahwa dirinya kecanduan opioid atau obat penghilang nyeri setelah insiden 20 tahun lalu. Di mana dia mengalami mati rasa selama hampir 15 tahun. Bahkan kecanduan itu hampir merenggut nyawanya.
"Setelah hampir 15 tahun membuat diri saya mati rasa dari pikiran hari itu, saya akhirnya terbebas dari kecanduan sejak 2015. Sekarang saya akhirnya bisa memberikan penghormatan kepada anggota kru saya yang gugur," tutupnya.