Rekaman Rini-Sofyan Beri Pengaruh Buruk pada BUMN

Jakarta, era.id - Rekaman perbincangan Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Dirut PT PLN Sofyan Basir dapat memberi pengaruh buruk bagi perusahaan-perusahaan BUMN. 

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo mengatakan, rekaman tersebut dan adanya perombakan jajaran direksi di beberapa BUMN, dapat mengesankan BUMN adalah sapi perah pemerintah.

(Infografis Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan pergantian direksi PT Pertamina/era.id)

"Setelah muncul beberapa kebijakan terkait direksi apalagi menjelang Pemilu 2019, juga muncul lagi rekaman seperti itu, ya saya kira akan ada banyak sekali hipotesis yang liar bahwa BUMN adalah sapi perahan selama ini dan itu masih berlaku dan berlangsung hingga saat ini," ungkap Adnan di Jakarta Selatan, Rabu (2/5/2018).

Kondisi seperti ini bisa menggerus kepercayaan investor terhadap perusahaan milik negara. Sebab, investor membutuhkan kepastian dalam berinvestasi.

"Kalau BUMN sudah listing di bursa, tentu investor akan lihat ini ada apa lagi. Itu artinya investor kan cuma butuh satu hal kepastian. Kalau pengambilan keputusannya itu dibalik layar, di ruang gelap maka investor akan kabur," katanya.

(Infografis petikan rekaman Rini-Sofyan/era.id)

Dari rekaman ini, Adnan berharap KPK mau lebih berkonsentrasi dan membereskan kasus-kasus korupsi atau penyalahgunaan wewenang yang terjadi di ranah BUMN.

"Kenapa KPK enggak fokus silent operation di sektor ini? Sehingga upaya-upaya memeras BUMN bisa diganjal dengan cara yang sudah kita kenal di KPK," tuturnya.

Baca Juga : Semoga Rekaman Rini-Sofyan Tak Berimbas ke Pasar Modal

Rekaman ini sudah dibenarkan Kementerian BUMN membenarkan rekaman itu, tapi membantah jika perbincangan tersebut dianggap membahas fee proyek.

Padahal, yang dibicarakan Rini dan Sofyan saat itu adalah proyek LNG di Bojonegara, Cilegon, Banten yang akan dibangun oleh PT Bumi Sarana Migas (BSM). Wakil Presiden Jusuf Kalla sendiri sudah berbicara mengenai proyek ini. Kalla membenarkan, PT Bumi Sarana Migas merupakan salah satu perusahaan milik Kalla Grup.

(Ilustrasi Presiden Joko Widodo belum mau mengomentari rekaman ini/era.id)

Proyek itu, dimulai pada 2013, atau sebelum dirinya menjadi wapres mendampingi Jokowi. Dia juga membenarkan, PT Bumi Sarana Migas merupakan salah satu perusahaan milik Kalla Grup. Proyek tersebut digagas PT BSM lantaran mucul kekhawatiran akan terjadi kekurangan energi pada 2021 di Jawa Barat. Nah, untuk mengantisipasi kekurangan, gas harus didatangkan dari daerah lain ke Jawa Barat. 

Masalah rekaman perbincangan Rini-Sofyan ini pun belum ditanggapi oleh Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi memilih tak mau berkomentar lebih jauh tanpa mengetahui duduk masalahnya. Jokowi dan lembaga antirasuah, KPK, memilih menunggu kejelasan kasus tersebut ketimbang langsung memberikan komentar.