Pengakuan Perampok Toko Emas di Medan: Beli Senjata di Aceh hingga Tanam Hasil Rampokan
ERA.id - Kapolda Sumatera Utara Irjen pol RZ Panca Putra Simanjuntak menjelaskan dari hasil penyelidikan diyakini tidak ada keterlibatan oknum aparat dalam aksi perampokan dua toko emas di Pasar Simpang Limun, Jalan Sisingamangaraja Kota Medan.
Komplotan perampok yang berjumlah lima orang itu merupakan residivis dan DPO.
Hal tersebut ditegaskan Kapolda Panca menyusul banyaknya kecurigaan publik yang mencurigai adanya keterlibatan oknum tertentu termasuk dari institusinya sendiri. Berbagai kecurigaan itu menguat didasari pada dua hal yakni senjata api yang digunakan dan rapinya cara kerja para perampok.
"Saya juga mau menegaskan bahwa aksi perampokan ini murni dan tidak ada keterlibatan dari oknum, makanya saya undang bapak Panglima (Pangdam) 1 Bukit Barisan untuk memastikan, seperti kecurigaan banyak pihak karena menggunakan senjata api, termasuk ke institusi kami," kata Kapolda Irjen Pol Panca Putra dalam paparannya di Mapolda Sumut, Rabu (15/9/2021).
Ditegaskan Panca, ia dan Pangdam I Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Hassanudin telah bertekad akan menindak setiap kejahatan yang meresahkan masyarakat termasuk yang dilakukan oleh anggota baik itu dari Polri maupun TNI.
Kata Panca terkait aksi perampokan yang dilakukan oleh kelompok Hendrik Tampubolon (HT) bersama empat orang lainnya, adalah kejahatan yang telah terencana. Penyusun rencana aksi itu yakni HK, yang telah ditembak mati oleh petugas saat proses rekonstruksi di lokasi para pelaku mengumpulkan hasil rampokan.
"Memang kalau dilihat dari rekaman, sejak mereka memasuki Pasar Simpang Limun hingga mengambil emas dengan memecahkan steling dan pergi, itu tidak sampai 8 menit, sangat profesional dan terencana. Ternyata terungkap bahwa perampokan itu sudah terencana, ada observasi yang dilakukan, bahkan termasuk toko mana yang akan dirampok juga sudah ditentukan oleh HT. Sebelum merampok, mereka juga sudah latihan, seperti melompat steling yang sebelumnya mereka sudah perkirakan ketinggiannya," ungkap Panca.
Beli Senjata dari Aceh
Irjen Pol Panca Putra mengungkapkan dalam pengungkapan para pelaku, tim gabungan turut menyita senjata yang digunakan pelaku saat merampok pad Kamis 26 Agustus 2021 lalu. Salah satu senjata yang sempat menjadi perhatian adalah senjata laras panjang yang ditenteng oleh Hendrik Tampubolon dan digunakannya menembak tukang parkir.
Laras panjang itu diketahui senjata pabrikan dengan merk Winchester. Sedangkan dua senjat lainnya adalah rakitan jenis Revolver. Panca mengatakan selain senjatam, dari tangan Hendrik juga ditemukan ratusan butir amunisi yakni 117 butir peluru ukuran 99 milimeter dan 69 butir peluru dengan ukuran 7,62 milimeter.
"Dari pengakuan tersangka HT, senjata itu dibelinya dari seseorang di Aceh. Patut kita duga ini senjata sisa-sisa konflik masalalu di Aceh yang kemudian dijual kepada tersangka," bebernya.
Emas Hasil Rampokan Ditanam
Fakta lain yang terungkap saat pengungkapan komplotan tersebut yakni barangbukti emas yang berhasil dirampok pelaku dari dua toko emas Aulia Chan dan Masrul F. Total kurang lebih 6,8 kilogram emas dalam bentuk pershiasan yang dibawa para pelaku.
Seluruh emas hasil aksi perampokan itu diserahkan kepada Hendrik Tampubolon yang dibawanya ke wilayah Kabupaten Dairi. Saat pengungkapan, petugas sempat terkecoh, sebab emas yang disimpan di plafon rumah itu hilang. Ternyata emas itu disembunyikan Hendrik di dalam tanah.
"Setelah seluruh emas diserahkan kepada HT, dia dengan menggunakan sepeda motor menuju ke Dairi, itu diketahui dari rekaman CCTV yang kita kumpulkan. Emas tersebut sempat di simpan di atas plafon rumah orangtuanya, petugas kita sempat terkecoh, karena saat dilihat emas itu sudah tidak ada, setelah kita minta keterangannya baru dia mengaku jika ditanam di belakang rumah," kata Panca.
Kapolda Panca memastikan bahwa jumlah emas yang dibawa para pelaku masih utuh dan tidak satu pun berkurang.
"Emas hasil kejahatan itu tidak satu pun yang tercecer ataupun sempat dijual pelaku," pungkasnya.