Wacana Presiden Jokowi Tiga Periode, PDIP Tolak dengan Tegas
ERA.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tegas menolak wacana masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Termasuk memperpanjang jabatan Presiden Joko Widodo.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya hanya mengusulkan mengenai Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam amandemen terbatas Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
"PDI Perjuangan memastikan tidak menginginkan adanya aturan yang mengizinkan jabatan presiden menjadi tiga periode dan juga menolak penambahan masa kedudukan kepala negara lebih dari sepuluh tahun," tegas Hasto dalam keterangannya yang dikutip pada Minggu (19/9/2021).
Hasto menegaskan, PDIP sejak awal taat terhadap konstitusi. Apalagi, wacana masa jabatan presiden tiga periode pun sudah berkali-kali dibantah oleh Jokowi.
"Ketika Bapak Jokowi dilantik sebagai presiden, salah satu sumpahnya di Jabatan itu menegaskan untuk taat kepada perintah konstitusi dan menjalankan konstitusi dengan Undang-undang dengan selurus-lurusnya. Sehingga tidak ada gagasan dari PDI Perjuangan tentang jabatan presiden tiga periode atau perpanjangan masa jabatan," kata Hasto.
Meskipun menilai Jokowi sebagai sosok pemimpin yang merakyat, mampu bekerja dengan baik, berprestasi, dan visioner. Namun, kata Hasto, pekerjaan rumah PDIP saat ini yaitu melanjutkan estafet pembangunan yang sudah ditinggalkan oleh Jokowi di 2024 mendatang.
"Justru, PDI Perjuangan ingin meletakkan pembangunan yang dilakukan era Presiden Jokowi bisa menjadi haluan negara. Kalau dulu bisa, mengapa sekarang tidak bisa. Sekarang karena kita tidak punya haluan, maka ganti kepemimpinan, berganti juga kebijakannya," kata Hasto.
Oleh karenanya, kata Hasto, partainya saat ini fokus pada kaderisasi dan bekerja untuk rakyat.
Dia menekankan, akan ada waktunya bagi partai untuk menentukan siapa calon presiden atau calon wakil presiden yang akan diusung sesuai dengan keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Namun, Hasto memastikan partainya tidak akan menjadikan elektabilitas seseorang sebagai alat ukur. Hasto mengingat pesan Megawati bahwa menjadi presiden itu mudah, tetapi menjadi pemimpin yang sangat sulit
"Calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung pada 2024 tergantung hasil kontemplasi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di masa yang akan datang," pungkasnya.