Polisi Israel Tangkap Enam Buronan Palestina yang Kabur dari Penjara
ERA.id - Polisi Israel kembali menangkap dua buronan Palestina yang melarikan diri dari penjara keamanan tinggi Israel. Dua geriliyawan Palestina itu kembali dijebloskan ke dalam penjara setelah berhasil kabur bersama empat orang lainnya.
Menurut laporan SCMP, enam narapidana Palestina melarikan diri dari penjara keamanan tinggi Israel melalui terowongan yang digali di bawah bak cuci. Keenam tahanan Palestina itu kabur melalui terowongan yang digali oleh mereka dengan menggunakan sendok, piring, hingga pegangan ketel di penjara.
Warga Palestina yang mendengar kabar itu menyambut baik dan antusias seraya menganggap hal ini sebagai salah satu kemenangan Palestina dari Israel.
Namun sayangnya mereka berhasil ditangkap pada Minggu (19/9/2021). Pihak Israel menggunakan seluruh aparat kemanan untuk menangkap mereka, termasuk pesawat tidak berawak, pos pemeriksaan jalan, dan misi tentara ke Jenin di Tepi Barat yang diduduki tempat banyak pria dibesarkan.
Dua burnoan terakhir yang berhasil diamankan oleh polisi Palestina diidentifikasi sebagai Ayham Kamamji dan Munadel Yacoub Infai'at. Keduanya merupakan tahanan Israel lantaran diduga menyusun strategi untuk melawan Israel.
Fouad Kamamji, ayah dari tahanan Ayham Kamamji yang ditangkap kembali pada hari Minggu subuh, mengatakan "Dia (Ayham) mempertaruhkan nyawanya, keluar, dan berhasil sampai ke Jenin. Terlepas dari semua bala bantuan militer, tentara dan semua teknologi yang dimiliki Israel, dia berhasil sampai ke Jenin dan bertahan selama dua minggu," kata Kamamji dikutip Aljazera, Senin (20/9/2021).
Ayham Kamamji ditangkap pada 2006 dan menjalani hukuman seumur hidup, dan Munadel Yacoub Infai'at ditangkap pada 2019, menurut Palestinian Prisoners Club.
Fouad Kamamji mengatakan dia menerima telepon dari putranya pada pukul 1:45 pagi waktu setempat yang memberitahukan bahwa dia dikepung oleh pasukan pendudukan Israel di Jenin.
"Demi keselamatan orang-orang yang saya tinggali, saya menyerahkan diri," kata Ayham kepada ayahnya, "Saya mengatakan kepadanya 'Semoga Tuhan menjaga Anda tetap aman'," lanjutnya.
Ayham dan Munadel berhasil diamankan dalam operasi militer gabungan dengan pasukan kontraterrorisme di Jenin dan saat ini sedang diinterogasi. Selain mengamankan kedua buronan Israel itu, dua pria yang diduga membantu para buronan itu juga ikut diamankan.
Taleb Abo Jaafar, pemilik rumah Jenin di mana dua buronan ditemukan, mengatakan dia terkejut menemukan rumahnya ditutup di tengah malam.
"Ada penembakan di sekitar rumah. Saya keluar untuk melihat apa yang terjadi, saya membuka pintu dan melihat ke jalan, pasukan berada di luar dan mereka menyuruh saya untuk kembali ke dalam," katanya kepada Agence France-Presse.
Dua buronan yang ditangkap oleh polisi Israel ini merupakan tahanan terakhir yang berhasil kembali ditangkap. Sebelumnya empat orang lainnya yang ditangkap kembali pekan lalu termasuk Mahmud Abdullah Ardah, yang diduga sebagai dalang dari pelarian itu, dan Zakaria Zubeidi, yang mengepalai sayap bersenjata gerakan Fatah presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Zubeidi ditemukan bersembunyi di tempat parkir mobil di luar Nazareth di Israel utara bersama dengan salah satu pria lainnya, Mohammad Ardah, yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2002 karena perannya dalam sayap bersenjata Jihad Islam.
Tentara Israel mengatakan orang-orang itu menyerahkan diri "setelah dikepung oleh pasukan keamanan" yang bertindak atas dasar intelijen.
Sementara itu keluarga dari Mundadel Infai'at mengatakan bahwa keluarga mengetahui tentang penangkapan itu melalui media sekitar pukul 2:30 pagi waktu setempat.
"Saya menganggap Israel bertanggung jawab. Jika terjadi sesuatu pada putra saya, mereka akan bertanggung jawab," kata ibu Infai'at.
Pihak berwenang Israel mengumumkan penangkapan kembali Mahmoud Abdullah al-Ardah, Yaqoub Mahmoud Qadri, Zakaria Zubeidi, dan Mohammed al-Ardah, akan memperpanjang masa penahanan mereka. Penahanan mereka pun akan diperpanjang selama sepuluh hari untuk melanjuti proses interogasi.
"Penahanan keempatnya diperpanjang di pengadilan hakim Nazareth hingga 29 September dalam sidang hari Minggu," kata polisi.
Sementara itu, Ayham Kamamji dan Munadel Infai'at diharapkan hadir di pengadilan di Nazareth pada hari Minggu nanti, di mana diharapkan perintah penahanan mereka akan diperpanjang.
Pengacara mereka mengatakan orang-orang itu mulai bekerja di terowongan mulai Desember lalu. Pelarian yang berani mendominasi siaran berita selama berhari-hari dan memicu kritik keras terhadap layanan penjara Israel.
"Mahmud mengatakan kepada saya bahwa dia mulai menggali pada bulan Desember," kata Ardah, pengacara mereka dikutip SCMP.
Lebih lanjut kepala keamanan Israel, Perdana Menteri Naftali Bennett menyebut pelarian itu sebagai "kecelakaan besar".