Cerita Kepala BNN Tangerang Sidak Narkoba di Lapas: Kapolres Patah Tulang Dipukul Napi, Rutan Kebakaran
ERA.id - Peredaran dan pengendalian narkoba di balik jeruji besi nampaknya sulit terbendung. Inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) saja sulit dilakukan lantaran penjara merupakan area terbatas.
Demikian diungkapkan oleh Kepala BNN Kota Tangerang, Satrya Ika Putra. Sejauh ini pihaknya belum mendapat temuan terkait peredaran narkoba di penjara yang ada di Kota Tangerang.
"Kita memang belum temukan, karena menjangkau Lapas (Lembaga Permasyarakatan) itu memang suatu hal yang sulit karena itu ranahnya 'rumah orang', jadi kalau tidak betul-betul jelas, nggak mungkin, penyidik juga tidak bisa," ujarnya usai diskusi Fraksi Teras bertema gurita narkoba di jalur perlintasan yang diadakan oleh Solusi Movement, Rabu (22/9).
Sidak di penjara, kata Satrya, memang berisiko tinggi. Hal ini tidak dapat langsung dilakukan begitu saja. Dia menceritakan pengalaman saat melakukan sidak di Lapas Bengkulu pada 2016 lalu.
Pada sidak kala itu pihaknya menyita 200 handphone milik narapidana. Namun, setelah itu, terjadi kebakaran Lapas Bengkulu yang menewaskan 6 narapidana.
"Pulang setelah itu rutan terbakar di Bengkulu tuh, waktu itu meninggal 6 orang kalau nggak salah tuh, terbakar. Karena mereka terusik, masalah perut kan, pak Kapolres patah tangannya itu dipukul kayu," ungkapnya.
"Kita masuk susah. Karena mengusik masalah perut ini agar sulit, memang ada penolakan dari mereka," tambah Satrya.
Selain itu BNN Kota Tangerang kata Satrya juga kekurangan petugas. Di BNN Kota Tangerang saat ini hanya terdapat 28 Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Nggak bisa, kita nggak bisa sendiri yang jelas saya gak punya dukunga personel. Karena saya punya ASN aja cuma 28 orang itu," pungkasnya.