Sambil Puji Raffi-Nagita, Olvah Sindir Veronica Koman dan Kekejaman KKB

ERA.id - Putri asal Papua, Olvah Alhamid sangat geram dengan tindakan Veronica Koman di dunia maya. Kampanyenya yang getol membela KKB dinilai kebablasan.

Bagaimana tidak, sudah jelas kekerasan dilakukan oleh KKB di Bukit Bintang Papua. Dari sana, korban yang juga berprofesi sebagai tenaga kesehatan terpaksa gugur karena dibuang anggota KKB ke dalam jurang.

Kesaksian itu didukung oleh rekan Suster Gabriela Meilani atau Suster Ela. Adalah Marselinus Ola Attanila, ia selamat dalam insiden mencekam yang dibuat KKB.

Ia berkisah saat berada di Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pengunungan Bintang, Papua.

Menurut Marselinus, sebelum KKB membakar, mereka lebih dulu merusak dengan menghancurkan kaca-kaca puskesmas.

"Di situ kami ada enam orang, saya sendiri sebagai ketua tim, paman Celow, Paman Emanuel Abi, Paman Patra, Suster Kristin, Suster Ela yang sudah menjadi almarhum. Pada saat itu juga mereka juga melakukan hal yang sama menghancurkan kaca-kaca jendela dan juga memukul pintu-pintu, berusaha untuk masuk ke dalam menyerang kami. Mereka juga menyiram bensin di sekitar para medis dan juga mulai membakarnya," kata Marselinus di Makodam XVII/Cendrawasih.

Menanggapi pembelaan Veronica Koman, Olvah berujar singkat dan mengenang tindakan Vero sewaktu Nagita Slavina dan Raffi Ahmad dijadikan ikon PON Papua 2021.

Olvah Alhamid (VOI.id)

“Dirangkullah orang-orang yang punya kapasitas ini, contohnya Raffi-Nagita. Tidak ada orang yang tidak tahu mereka,” ujar Olvah saat melakukan live di akun Instagram dan YouTube nya, Kamis, 3 Juni 2021.

Raffi-Nagita dianggap Olvah wajib didukung, sebab pemerintah sudah mengucurkan dana sampai Rp 3,7 triliun untuk PON sejak 2016. Namun, 4,5 tahun lamanya Papua bersiap, berita soal PON malah belum masif.

“Sebelum Raffi dan Nagita mengunggah atau menyuarakan PON, banyak yang tidak tahu hal ini,” ujar finalis Miss Eco Universe 2016 ini.

Pendapat Olvah ini berbeda dengan opini komika Arie Kriting yang menilai pemilihan Raffi-Nagita sebagai ikon PON Papua 2021 sebagai kultur apropriasi.

Kultur apropriasi sendiri merupakan istilah untuk menggambarkan pengambilan bentuk, tema, proses kreatif atau sesuatu yang artistik oleh seseorang atau kelompok dari kelompok budaya yang lain.

Olvah menjelaskan, kultural apropriasi itu contohnya kalau budaya suatu daerah dipakai oleh organisai atau negara lain yang tidak memilikinya.

“Papua itu di Indonesia, bagaimana kalau dikatakan culture appropiation kalau sama-sama di Indonesia,”  ucapnya.

Olvah Alhamid

“Tidak mungkin dia mau menjelek2an atau sengaja menjelekkan budaya Papua,” kata dia.

Dari sini, Olvah menganggap kalau pemerintah sudah mempertimbangkan pemilihan ikon PON Papua 2021 dengan matang.

“Daripada mengeluarkan uang banyak untuk TV, untuk marketing, mending bekerja sama dengan orang-orang yang punya POWER,” ujarnya.

Pada akhirnya, menanggapi isu KKB dan PON Papua 2021, Olvah bilang sikap Veronica dkk itu lucu.

"Msh ingat bgt saat org2 termakan provokasi @VeronicaKoman bahkan public2 figure dr Timur ikut salahkan @raffi_nagita17 pakai ornamen Papua & giring opini. Trus sy beda pndpt, sprti biasa, mrka hujat sy.Skrg kasus Suster Ella,semua diam.Trus sy dituduh pny kepentingan? Haha lucu ya," tandas Olvah lewat akun Twitter-nya.